Monthly Archives: September 2013

Mejeng di Negeri Ginseng : Cheonggyecheon Stream

Tempat ini adalah tempat terakhir yang kami kunjungi di hari pertama kami. Lokasi nya berada di dekat Gwanghwamun Square dan dapat dicapai dengan berjalan kaki dari Insadong. Di sekitar area ini juga banyak sekali ditemui kafe dan resto.

Sungai ini seringkali dikunjungi warga dan turis untuk sekedar duduk bersantai, berkumpul bersama keluarga, teman atau berpacaran. Pada musim panas, banyak juga yang bermain air, aliran air nya tenang, tidak terlalu dalam, dilengkapi juga dengan air mancur dan air terjun mini. Atmosfernya sungguh menentramkan, kondisi nya bersih terawat, lampu-lampu nya di malam hari menimbulkan kesan hangat dan romantis.

Yang harus dilakukan di sini adalah menggandeng pacar.. T_T

This slideshow requires JavaScript.

 

-On-

Categories: ACAP 7 | 3 Comments

Mejeng di Negeri Ginseng : Insadong

Insadong adalah sebuah jalan yang berisi toko-toko barang antik, galeri seni, kerajinan tradisional, oleh-oleh, resto dan kafe. Tempat ini dapat dicapai dengan menggunakan MRT Line 3, turun di Anguk Station, keluar di exit 6, atau Line 1, 3, 5, turun di Jongno 3 Station, keluar di exit 1

Barang-barang yang dijual di sini sebenarnya bagus-bagus, tapi harganya mahal, tidak cocok dengan kondisi dompet kami, hoho..

Yang harus dilakukan di sini adalah mampir di Ssamziegil, sebuah komplek pertokoan yang sangat unik dan sangat “nyeni”. Bangunan nya bertingkat tapi untuk naik ke lantai berikutnya tidak perlu menggunankan tangga, lantai nya miring menanjak memutar ke atas. Di lantai paling atas, ruangan terbuka ada kafe untuk kongkow-kongkow santai. Satu toko yang sangat menarik perhatian saya adalah toko music box, kemasan nya macem-macem banget, unik lucu, isi musik box nya pun kita bisa pilih bahkan customized sendiri, keren abis. Ga usah tanya harganya, cukup bikin pusing mahalnya. Oiya, satu lagi yang menarik adalah tempat membuat karikatur, tadinya kami berempat semangat mao bikin, pas liat harganya pada ga jadi, haha, sekarang agak nyesel sih..

This slideshow requires JavaScript.

 

-On-

Categories: ACAP 7 | Leave a comment

Mejeng di Negeri Ginseng : Bukchon Hanok Village

Dari gerbang sebelah timur Istana Gyeongbokgung, kami melanjutkan perjalanan ke Bukchon hanok Village. Seinget saya tidak ada stasiun MRT di dekat daerah itu, saya juga tidak tahu rute bus nya, kami berjalan kaki ke sana. Jaraknya tidak terlalu jauh, pemandangan nya bagus dan banyak terdapat café, toko-toko, tukang makanan, dan jajan di pinggir jalan, perjalanan pun menjadi tidak terasa.

Kami sempat mampir di Tourist Center, sebuah stand kecil dimana kita bisa mengambil peta dan brosur, serta bertanya dan mendapatkan informasi tentang objek wisata sekitar.

Bukchon hanok Village ini bisa dibilang tidak mudah untuk ditemukan, letaknya tidak di pinggir jalan besar. Kami harus masuk ke gang kecil, melalui jalan yang cukup menanjak dan berkelok-kelok. Tapi berkat banyaknya papan petunjuk dan informasi dari tourist center tadi kami tidak menemui banyak kesulitan. Ada baiknya cari informasi dulu sedetil mungkin sebelum menuju kesini.

Yang harus dilakukan di sini adalah foto di bagian puncak, berlatar belakang pemandangan kota Seoul, kanan kiri rumah tradisional, belakang gedung-gedung bertingkat modern, keren..

Sebenernya ada banyak gang yang bisa disinggahi, tapi kami tidak sempat singgahi semua. Ada juga semacam museum dan galeri kecil. Satu yang menarik perhatian saya adalah museum pembuatan soju. Sayangnya kami tidak sempat masuk..

This slideshow requires JavaScript.

 

-On-

 

Categories: ACAP 7 | Leave a comment

Mejeng di Negeri Ginseng : Gyeongbokgung Palace

Istana ini merupakan yang terbesar dan termegah di antara 5 istana yang berada di Seoul (Gyeongbok, Changgyeong, Gyeonghui, Deoksu, dan Changdeok). Tempat ini dapat dicapai dengan menggunakan MRT Line 3, turun di Gyeongbokgung Station, keluar di exit 5. Atau bisa juga dicapai dengan berjalan kaki dari Gwanghwamun Square.

Di depan pintu gerbang, terdapat para penjaga yang memakai pakaian tradisional, lumayan buat poto bareng. Masuk gerbang, kami harus membeli tiket seharga 3000 won. Bagi para pengunjung disediakan Map dan Guide book gratis. Pada jam-jam tertentu juga diadakan tur gratis dengan pemandu berbahasa Inggris. Sayangnya kami tidak bisa mengikuti tur ini karena jam nya ga pas.

Istana ini sebenarnya menurut saya sangat menarik, cuman karena keterbatasan waktu, kami ga sempet explore banyak. Kalo mau bener-bener mengamati dan mempelajari mungkin bisa abis waktu seharian. Sialnya lagi, ketika kami kesini, sepertinya sedang ada acara atau event untuk anak-anak SD, jadi suasana nya penuh sekali, crowded dengan anak-anak SD. Kebayangkan anak umur segitu study tour, lagi nakal-nakal nya, lari-lari kesana kemari, cerewet nyerocos ini itu, banyak gaya, hadeuh..

Yang harus dilakukan di sini adalah menyaksikan upacara pergantian penjaga. Di jam-jam tertentu ada semacam prosesi baris berbaris untuk pergantian penjaga. Show ini tidak dikenai biaya lagi. Sayangnya lagi-lagi kami harus melewatkan hal ini karena waktunya ga pas. Kami datang terlalu pagi waktu itu.

Selain bangunan istana, di area ini juga terdapat National Palace Museum dan National Folk Museum. Mohon maap isinya kaya apa saya gatau, lagi-lagi kami harus melewatkan ini. Semoga kunjungan berikutnya bisa explore lebih banyak ya..

This slideshow requires JavaScript.

 

-On-

Categories: ACAP 7 | Leave a comment

Mejeng di Negeri Ginseng : Gwanghwamun Square

Gwanghwamun Square adalah sebuah lapangan terbuka yang memanjang, terletak di depan istana Gyeongbokgung. Tempat ini dapat dicapai dengan menggunakan MRT Line 5, turun di Gwanghwamun Station, keluar di exit 1. Menurut saya, ini adalah tempat yang ideal untuk memulai menjelajahi Gwanghwamun area. Jalan kaki sebentar ke arah utara, kamu akan menemui Istana Gyeongbokgung, sedangkan jalan kaki sebentar ke arah selatan, kamu akan menemui Cheonggyecheon Stream.

Baru keluar dari stasiun MRT, kami langsung disambut pemandangan yang indah. Di kejauhan terlihat kemegahan gerbang Istana dan Mount Bugaksan sebagai latar belakangnya. Di tengah lapangan, terdapat dua buah patung yang termasuk landmark kota Seoul, yaitu patung King Sejong (seorang raja yang sangat dihormati dan berjasa membuat tulisan Hangeul) dan patung Laksamana Yi Sun Sin (seorang pahlawan perang). Di samping patung ini ada tanaman-tanaman hias dan bunga-bunga yang mempercantik. Di waktu tertentu, ada juga permainan air mancur yang warna warni. Uniknya, pemandangan ini sangat kontras dengan lingkungan sekitar nya, karena lapangan ini diapit oleh ruas jalan yang cukup lebar dengan lalu lintas cukup padat. Di seberang sebelah kiri dan kanan juga terdapat bangunan gedung-gedung yang megah, beberapa merupakan bangunan pencakar langit yang modern. Kalo ga salah di area ini juga banyak gedung yang digunakan untuk gedung pemerintahan.

Yang harus dilakukan di sini adalah berfoto menggunakan pakaian tradisional. Ada satu stand yang meminjamkan kostum ini, GRATIS ! I repeat.. GRATIS !!! walaupun jenisnya terbatas, tidak warna warni seperti Hanbok umumnya, dan harus sabar mengantri tapi lumayan buat lucu-lucuan kenang-kenangan.

Di bawah patung King Sejong, terdapat sebuah museum yang bernama Sejong Iyagi. Di bawah patung Laksamana Yi Sun Sin, terdapat Gwanghwamun Plaza, souvenir visit Seoul yang bernama Haechi bisa dibeli di sini. Sayangnya kami memutuskan untuk tidak mampir ke kedua tempat ini.

This slideshow requires JavaScript.

 

-On-

Categories: ACAP 7 | 3 Comments

Sore di Bandara, malam di udara, pagi berikutnya di Korea

Di postingan kali ini saya mau cerita sedikit tentang perjalanan yang kami tempuh untuk menuju ke Seoul, sebuah perjalanan ala choki choki (paaanjang dan laaama..)

Ini adalah pengalaman pertama saya penerbangan jarak jauh menggunakan AirAsia. Penerbangan dari Jakarta menuju Seoul menggunakan AirAsia bukan merupakan penerbangan langsung, dari Jakarta berhenti di Kuala Lumpur dulu, transit ganti pesawat, baru lanjut menuju Seoul. Jadwal nya kurang lebih seperti ini :

Screenshot_2013-09-22-12-43-11

Pesawat akan berangkat jam setengah tujuh malam, supaya aman paling tidak kami harus sudah sampai di bandara 3 jam sebelumnya atau jam setengah empat sore. Karena kami berempat berangkat dari Bandung, artinya kami harus berangkat dari siang. Perjalanan BandungBandara Soetta umumnya memakan waktu 3-5 jam tergantung kemacetan, maka dari itu kami memutuskan untuk naik Cititrans Airport Shuttle jam 11 siang dari Ciwalk. Karena saya harus menjemput Wit di Sudirman terlebih dahulu sebelum menuju daerah Cihampelas yang macet, saya berangkat dari tempat saya menginap jam 9 pagi.

Yes, kalo dihitung-hitung, perjalanan saya itu dimulai kurang lebih 24 jam sebelum saya benar-benar menginjakan kaki di Seoul.

Ances dan Jong, lebih parah lagi, karena mereka berangkat dari Tasikmalaya, mereka menggunakan travel yang berangkat jam 5 pagi, beuh..

Sedikit promosi, bagi yang tinggal di Bandung dan membutuhkan transportasi ke bandara Soekarno Hatta, saya menyarankan untuk menggunakan jasa travel Cititrans yang menyediakan layanan Airport Shuttle. Mobil nya enak, nyaman, bersih, sopir nya ramah, dan pelayanan nya memuaskan. Perjalanan melalui Cipularang dan melalui kemacetan Jakarta menuju bandara jadi tidak terlalu terasa.

Udah kaya bintang iklan nya Cititrans belom ?

Udah kaya bintang iklan nya Cititrans belom ?

Tiba di Terminal Tiga, kami langsung menuju konter Airasia untuk baggage drop, tentunya check in sudah terlebih dahulu dilakukan secara online, lumayan menghemat waktu antrian. Setelah itu kami masih memiliki waktu yang cukup lama sebelum boarding. Kami sempat makan di Bakmie GM (selalu jadi pilihan favorit di terminal tiga) dan berjalan-jalan di pertokoan. Saya juga sempat membeli oleh-oleh berupa gantungan kunci bergambar Monas untuk teman Korea saya. Walaupun semangat kami sudah meluap-luap, saat itu kami hanya bisa duduk manis menunggu.

Yuhuuuu... Here we goooo

Ketika kami tiba di LCC Terminal Kuala Lumpur, langit sudah gelap, dengan langkah lunglai kami menuju ruang tunggu, kami masih harus mampir kira-kira 3 jam di sana. Satu hal yang saya sadari, perut ini sudah kembali lapar. Bego nya di antara kami berempat ternyata tidak ada yang kepikiran membawa ringgit. Nuker di airport pasti lebih mahal, tapi ya udah deh kepaksa. Pas liat dompet duit rupiah juga pas-pasan. Dengan langkah tegap gagah berani saya menuju money changer. Di sana saya disambut si penjaga loket, seorang bapak India yang berkumis tebel bertampang sangar. Dengan tampang malu-malu tapi unyu saya menyodorkan satu lembar uang lima puluh ribuan, dia sempet ngelirik aneh, mungkin dalem ati bilang “Yaelah bro..”, terus dengan dingin kasih saya uang recehan beberapa belas ringgit. Ah akhirnya bisa makaan..

Dengan ringgit yang secuil itu, pilihan makanan jadi sangat terbatas. Mau makan di cafe ato resto gede jelas ga cukup. Setelah berputar sejenak, jatuhlah pilihan pada stand crepes. Pilihan menu nya banyak, gambarnya pun menarik, selain crepes dia juga ada roti prata dengan aneka macam toping. Uda pusing-pusing milih, ini mau itu mau, waktu mao mesen dengan jutek nya si mbak kasir bilang dia uda tutup, siyal.. Waktu itu memang sudah malam dan beberapa kios sudah terlihat tutup, saya telat beberapa menit kayanya. Mbak kasir tega, padahal saya uda pasang tampang memelas..

Secercah harapan muncul waktu saya lihat ada tangga ke atas, mungkin ada makanan murah di atas, kami pun beranjak naik. Ternyata yang kami temui di atas sana adalah sebuah Dunkin Donuts. Apesnya, jem segitu donat nya udah pada abis, jiah.. Yang masih tersedia hanya lah sandwich. Sandwich nya pun bukan sandwich yang dibuat secara dadakan langsung, tapi sudah dalam kemasan dan disimpan di lemari pendingin. Yah nasib, makan malam hari itu adalah sepotong sandwich dingin seharga 7 ringgit. Rasanya ? Lumayan.. Lumayan ga karu-karuan.. Uda dimasukin microwave tapi pas digigit masih dingin, hadeuh.. seandainya di bandara malem itu ada tukang mie tek tek lewat..

*agar tidak mengundang simpati berlebih, foto penampakan sandwich dingin 7 ringgit sengaja tidak kami unggah..

Dari Kuala lumpur kami berganti menggunakan pesawat yang lebih besar. Penerbangan ini dioperasikan oleh AirAsiaX yang khusus melayani penerbangan jarak jauh. Saya baru pernah dua kali penerbangan jarak jauh, ke Shanghai naek Garuda dan ke Hongkong naek Cathay. Walopun bukan tiket first class, saya cukup bisa menikmati. Saya jadi penasaran, seperti apa pesawat AirAsiaX ini bentuknya , seperti apa rasanya, lebih pentingnya lagi, seperti apa ga enaknya. Dari yang uda saya denger dari beberapa temen, naek AirAsia jarak jauh itu memang ga enak. Dan itu ternyata terbukti..

Wujud pesawatnya ga jauh beda sama pesawat yang biasa dipake untuk jarak deket. Bedanya cuma kapasitas aja, kalo biasa dua baris kursi, kanan kiri aja, yang ini 3 baris, ada tambahan bagian tengah nya, dan bagian ini lebih panjang. Kursinya juga sama, agak sempit, kaku kurang empuk dan terlalu tegak, buat terbang satu dua jam oke lah, tapi ini 6 jam aja gituh..

Selama perjalanan gada hiburan musik ato tipi. Gada dipinjemin bantal dan selimut juga. Kalo saya kedinginan dan ga bisa tidur masa saya harus suruh mbak pramugarinya pelukin ?

Yang paling parah sebenernya itu sih, masalah ga bisa tidurnya, hampir setiap setengah jam ada kereta yang jualan lewat, sebentar-sebentar nawarin minuman, ntar nawarin makanan kecil, nawarin makan berat, nawarin merchandise, arrghhh..

Karena ga bisa tidur itulah perjalanan 6 jam tadi berasa sangat panjang dan melelahkan, apalagi kami duduknya terpisah-pisah, dengan pelitnya kami ga milih tempat duduk (harganya nambah 200 rebu). Saya di pesawat sampe bengong, celingak celinguk, ngelamun, ngelamun jorok (eh?), baca-baca buku majalah, ngisi tts, kicep-kicep ke mbak pramugari, bolak-balik ke wc, dsb, tetep aja ga nyampe-nyampe rasanya..

DSC_0470

Dengan tampang selecek-lecek nya, dandanan sekucel-kucel nya, akhirnya kami mendarat di Incheon International Airport. Waktu setempat menunjukan pukul setengah sembilan, tapi sepertinya matahari masih malu-malu bersinar, suasanya berasa lebih pagi dari itu, lebih sunyi, lebih tenang, lebih damai. Baru satu langkah keluar pesawat, hawa dingin langsung terasa, bukan.. bukan karena ada dementor.. waktu itu memang suhu berkisar belasan derajat..

Dengan norak-norak bergembira saya melangkah, cengar-cengir bahagia, setengah hati masih takjub tak percaya, saya sudah sampai di Korea. Saya terdiam sejenak, mengambil satu napas panjang, memejamkan mata, lalu mengucap syukur.. Thank God, you’re the best !

Seluruh rasa lelah dan kantuk saya hilang entah kemana, Now, I am here in Seoul and ready for some adventure.. Acaptrip is on !

ini bukan porter loh yah..

ini bukan porter loh yah..

Bersambung..

-On-

PS : Dibandingin sama naek pesawat tadi, naek bus umum dari bandara Incheon ke tengah kota Seoul aja malah berasa jauh lebih enak dan nyaman.. =P

Categories: ACAP 7 | 3 Comments

ACAP VII : Seoul.. terkabul..

Anyonghaseooo..

IMG05894-20130417-1658

Setelah di tahun-tahun sebelumnya melanglang buana ke Singapur dan Malaysia (ACAP II), Vietnam (ACAP III) dan Thailand (ACAP V), tahun ini kami ingin melanjutkan dengan trip-trip yang lebih keren, lebih heboh dan lebih konyol lagi. Tapi ternyata, tahun 2013 ini membawa banyak perubahan pada anggota ACAP trip.

Di awal tahun, Picuy melangsungkan pernikahan dan ga berapa lama setelah nya dia pun dengan sukses dihamili. Sementara itu, Depi yang tadinya hanya berprofesi sebagai make up artist dan memiliki banyak waktu luang, sekarang mencoba peruntungan dengan bekerja kantoran di salah satu perusahaan ritel terkemuka di Bandung . Di kota hujan sana, usaha yang dimiliki Aconk semakin berkembang, semakin laris, dan semakin susah untuk ditinggalkan. Pasangan suami istri Bom dan Yin sedang berusaha memiliki momongan. Ika juga sekarang sudah menjadi ibu rumah tangga. Mon masih betah berkutat dengan angka-angka audit di kantornya. Lumayan pusing juga mengumpulkan pasukan.

Frekuensi trip kami mungkin bakal berkurang jauh, oleh karena itu kami ingin ACAP trip selanjutnya, yaitu ACAP trip yang ketujuh harus dibuat sespesial mungkin. Quality over Quantity. Karena segala keterbatasan tadi kami bertekad nekad. Dan kami pun memberanikan diri untuk memilih satu tujuan itu, Korea..

Wit pengen ke Korea karena dia dari dulu pengen punya foto-foto pemandangan Korea. Ances pengen ke Korea karena dari dulu dia menggilai hal-hal yang berbau Korea seperti film, serial drama dan lagu-lagu nya. Belakangan, satu orang lagi temen sepermainan Ances yang bernama Jong, memutuskan ikut juga bergabung. Sementara saya pengen ke Korea karena pengen ketemu Song Ji Hyo, yakali sapatau aja ketemu terus jodoh (pemikiran dangkal seorang jomblo..)

Selama ini, bagi kami jalan-jalan ke Korea hanyalah menjadi sebuah mimpi. Banyak hal yang membuat kami berpikir bahwa ini adalah sebuah cita-cita yang entah kapan akan kesampean, dari mulai mahalnya biaya, minimnya informasi dan pengalaman, adanya kendala bahasa, dan sebagai nya. Apalagi kami juga memiliki banyak sekali wacana, yang sebenernya lebih mudah, lebih dekat, lebih murah, lebih realistis yang masih belum bisa terlaksana.

Dengan usaha yang keras, cucuran keringat dan airmata, dukungan moral dari teman-teman sekalian, serta restu dari orang tua, akhirnya pada tanggal 18 April 2013, keinginan kami berempat untuk menginjakan kaki di Seoul.. terkabul..

Kalo biasanya kami mengandalkan tiket promo, kali ini kami sengaja memilih waktu khusus, yaitu di akhir bulan april ketika di Korea sana sedang musim semi. Pemandangan pasti bagus karena sedang banyak-banyaknya sakura, cuaca pun lumayan bersahabat, tidak terlalu panas, tidak terlalu dingin tapi tetep bisa gaya-gayaan pake jaket-jaketan yang ga bisa dipake di Indonesia. Waktu itu kami memesan dari bulan Febuari, 2 bulan sebelum keberangkatan dan total kena sekitar 4 jutaan untuk pulang pergi.

Persiapan yang pertama dilakukan adalah menentukan rute. Dengan modal beberapa buku traveling (Jalan-jalan korea” – Andi F yahya & Andi Fauziah Yahya, dan “Seoulvivor” – Lia Indra Andriana & Tatz), situs-situs internet (english.visitkorea.or.kr dan visitseoul.net), tanya teman-teman yang tinggal di korea, dan beberapa episode runningman, akhirnya kami dengan susah payah berhasil menentukan rute. Seperti biasa, dengan mentalitas gamao rugi, persoalan utama adalah bagaimana bisa mengunjungi banyak tempat dengan waktu yang terbatas tapi tetep bisa merasa puas. Percayalah, buanyak buanget tempat-tempat di Korea yang amat sangat menarik, dan pada akhirnya sayang sekali dengan sangat terpaksa kami harus mencoret beberapa tempat dari daftar.

Saya akan coba kasi sedikit informasi. Mari kita mulai dari kota Seoul. Kota Seoul dapat dibagi menjadi beberapa daerah. Akan lebih mudah untuk menjelajahi nya jika kita tau daerah ini satu-satu

  1. Gwanghwamun
  2. Myeongdong
  3. Dongdaemun
  4. Sinchon dan Hongdae
  5. Itaewon
  6. Hangang
  7. Gangnam

Gwanghwamun adalah daerah utama pariwisata Seoul. Di sinilah lokasi dari istana-istana kerajaan Korea dan berbagai museum. Ada lima istana yang biasa dikunjungi wisatawan, yang paling besar dan paling megah adalah Gyeongbokgung (mirip Forbidden City di Beijing). Tidak jauh dari kawasan itu terdapat pula Bukchon hanok village, yaitu sebuah kawasan pemukiman atau perkampungan yang rumah-rumah nya masih berupa hanok (bangunan tradisional Korea). Di bagian lain terdapat Insadong, satu jalan yang berisi toko-toko yang menjual barang-barang antik, galeri, kerajinan dan kesenian baik tradisional ataupun modern. Satu lagi yang menarik adalah Cheonggyecheon stream, ini adalah sebuah sungai kecil yang sudah ditata dan dihias sedemikian rupa, sehingga bisa digunakan untuk bersantai, duduk-dudk, foto-foto ataupun berpacaran. Taman kecil di sampingnya, air terjun mini, cahaya lampu-lampu, bener-bener keren.

Myeongdong adalah surga belanja ! terutama untuk para wanita. Di daerah ini banyak sekali toko-toko yang menjual berbagai macam barang yang bisa membuat para wanita menggila, dari mulai pakaian, asesoris hingga kosmetik. Jalanan nya tidak begitu lebar, khusus untuk pejalan kaki, di kanan kiri banyak sekali lampu-lampu nama-nama toko yang warna warni mencolok. Suasana nya mungkin agak mirip dengan daerah Mongkok di Hongkong. Selain itu di daerah inilah juga terletak Seoul Tower, sebuah menara yang menjadi salah satu landmark Seoul.

Dongdaemun juga tempat belanja tapi barang-barang nya lebih bersifat murah, lebih mirip pasar suasana nya, banyak grosiran juga. Kalo untuk beli oleh-oleh biasanya bisa di daerah ini atau di daerah Namdaemun.

Sinchon dan Hongdae adalah daerah universitas yang terkenal di Seoul, oleh karena itu di sini banyak sekali dijumpai anak muda, para mahasiswa dan mahasiswi (duh, cewe-cewe nya..). Di tempat ini susasana nya sangat ramai dan hidup, banyak sekali terdapat kafe, tempat nongkrong, restoran, dan klub malam. Salah satu yang paling terkenal adalah Hello Kitty Café. Ada juga beberapa toko-toko yang mungkin sejenis distro kalo di Bandung. Di saat weekend sering diadakan bazaar dan street performance. Di kawasan ini juga banyak terdapat hostel, guest house dan penginapan murah.

Itaewon adalah satu kawasan yang banyak ditempati expat. Jangan kaget kalo kesini banyak ketemu bule dan ga kerasa lagi di Korea. Banyak toko-toko, resto, dan klub. Sayangnya saya ga bisa cerita banyak karena kami ga sempet ke sini T_T

Hangang itu sebenarnya adalah sebuah sungai besar yang membelah kota Seoul. Nah di pinggiran nya banyak sekali taman dan objek-objek yang menarik untuk dikunjungi. Ada Yeouido Park, sebuah taman luas yang sangat indah. Ketika kami kesini pas ada festival sakura, sangat cocok untuk poto-poto nista. Ada juga Banpo Bridge Moonlight Rainbow Fountain, sebuah jembatan yang kanan kiri nya dihiasi air terjun yang disorot lampu warna warni (kalo mao ke sini jangan lupa cek jadwal). Ada 63 Building, gedung tertinggi di Korea. Dan ada juga World Cup Stadium.  Di salah satu bagian juga wisatawan bisa menikmati makan malam di cruise menyusuri sungai.

Gangnam adalah tempat oppa oppa joget kuda (eh?) bukan deng, Gangnam adalah kawasan di sebelah selatan Hangang, yang tadi uda disebutin di atas itu semuanya ada di sebelah utara Hangang. Gangnam ini berupa kawasan yang modern, penuh gedung-gedung bertingkat. Yang menarik di sini ada Apgujeongdong, disebut sebagai Beverly Hills nya Seoul karena di kawasan ini banyak sekali terdapat toko-toko yang menjual barang-barang branded. Ada juga Garosugil sebuah jalan berisi pertokoan dan café-café elit tempat nongkrong para selebritis. Selain itu ada Coex Mall, sebuah mall underground terbesar di Asia. Dan yang terakhir ada Lotte World, theme park indoor terbesar di dunia.

Selain daerah –daerah di dalam kota tadi, ada juga beberapa daerah di luar kota Seoul yang sering dikunjungi wisatawan, yaitu:

  1. DMZ (Demilitarized Zone)
  2. Suwon City
  3. Everland Themepark
  4. Mount Seorak
  5. Nami Island
  6. Busan
  7. Jeju Island

DMZ adalah kawasan perbatasan antara Korea Utara dan Korea Selatan. Di sini kita bisa melihat-lihat hal-hal yang berhubungan dengan militer Korea.  Kalo mao kesini harus ada ijin dan harus mengikuti tour, di guesthouse atau hostel banyak sekali ditawarkan paket wisata kesini, tapi karena pada saat kami kesana suasana lagi mencekam, kami tidak jadi mengunjungi tempat ini.

Suwon City berjarak tidak terlalu jauh dari Seoul, bisa dicapai melalui MRT atau bus. Yang terkenal di kota ini adalah Suwon Hwaseong Fortress, sebuah benteng megah yang masuk ke dalam World Heritage Sites UNESCO. Sayangnya kami juga ga mengunjungi tempat ini.

Everland Themepark merupakan taman bermain terbesar di Korea, terdiri dari beberapa bagian termasuk juga di dalam nya ada kebun binatang dan water themepark. Berjarak kira-kira satu jam setengah perjalanan pake bus dari Seoul. Ketika kami kesana sedang diadakan Tulip Festival, seluruh kawasan tersebut dipenuhi dengan bunga tulip warna warni, beuh keren abis

Mount Seorak adalah pegunungan yang sangat terkenal di Korea. Salah satu tempat wisata yang wajib dikunjungi juga. Pemandangan nya luar biasa indah, ada lembah yang penuh pepohonan, tebing-tebing curam berdinding batu, sungai dengan air terjun, kuil, dsb. Disini pengunjung juga bisa menaiki cable car yang sangat tinggi untuk menikmati pemandangan. Kawasan ini biasa dijadikan tempat rekreasi dan hiking, berjarak kira-kira 4 jam perjalanan pake bus dari Seoul. Oiya, kalo kesini disarankan untuk menginap semalam.

Nami Island adalah sebuah pulau kecil yang sangat indah, dihiasi oleh pohon-pohon yang menjulang tinggi dan berjajar rapi. Di sana kita bisa bersantai menikmati suasana yang asri, berpoto-poto dan juga berpacaran, ini salah satu tempat paling romantis menurut saya. Pulau ini menjadi sangat terkenal karena digunakan sebagai setting dari film drama Korea yang sangat terkenal yaitu Winter Sonata, jujur saya sih belom pernah nonton, hoho. Tempat ini berjarak sekitar 1 jam dari Seoul, bisa naek MRT atau bus.

Busan adalah kota kedua terbesar di Korea, kalo Seoul letaknya agak ke utara kalo Busan letaknya di sebelah selatan, jarak nya dari Seoul cukup jauh, kira-kira satu jam penerbangan. Karena mempertimbangkan durasi dan biaya kami mengunjungi kota ini.

Jeju Island adalah satu pulau kecil di ujung selatan Korea. Pulau ini terkenal akan keindahan pantainya, mungkin semacam Bali nya Korea. Lagi-lagi karena alasan biaya dan durasi, kami ga mengunjungi kota ini. Biarlah jadi cita-cita berikutnya kalo kami balik ke Korea, hoho.

Kami memiliki tujuh hari dari tanggal 18 sampai tanggal 24, dan dalam tujuh hari tersebut kami ingin mengunjungi semuat tempat yang barusan saya sebutkan. Setelah memutar otak, mencari berbagai informasi detil lokasi dan transportasi, akhirnya dibuatlah sebuah itinerary seperti berikut :

Hari ke 1 : Menjelajahi Gwanghwamun, pagi ke istana Gyeongbokgung, lanjut ke Bukchon Hanok Village, makan Samyetang, sore ke Insadong, malem nyantai di Cheonggyecheon Stream.

Hari ke 2 : Seharian ke Everland, malem acara bebas

Hari ke 3 : Muter-muter tengah kota, berbelanja di Myeongdong, Namdaemun, Dongdaemun, sore ke malemnya ke Seoul Tower

Hari ke 4 : Ngeceng di Gangnam, mampir ke Apgujeodong dan Garosugil, terus ke Coex Mall dan poto-poto doank di depan Lotte World

Hari ke 5 : Perjalanan ke Mount Seorak, seharian hiking, malem mengingap di kota Sokcho

Hari ke 6 : Dari kota Sokcho menuju Nami Island, seharian di Nami Island, malem balik ke Seoul

Hari ke 7 : Siang seharian di Yeuido, malem maen di Sinchon Hongdae.

Pada kenyataan nya, perjalanan kami ga berjalan persis sesuai dengan rute ini, tapi garis besarnya sama. Nanti (mudah-mudahan) di postingan berikutnya, akan dibahas lebih detil dan diceritakan satu persatu ya, hoho..

Setelah rute selesai dibuat, persiapan selanjutnya adalah memilih lokasi tempat penginapan. Dengan rute yang kami buat tadi, setidaknya kami perlu menentukan 3 pilihan penginapan, yaitu di kota Seoul, di kota Sokcho, dan kembali ke Seoul. Berhubung tiket dan biaya hidup di Korea yang mahal, kami memutuskan untuk berhemat dan menginap di hostel. Dari informasi yang kami kumpulkan, kira-kira saya dapat memberikan tips seperti berikut :

Menginap di daerah Gwanghwamun akan memberikan akses mudah ke tempat-tempat wisata. Jika tujuan utama perjalanan adalah menikmati budaya, sejarah dan tradisi, maka disarankan menginap di daerah ini. Di daerah ini juga banyak sekali penginapan berbentuk Hanok atau rumah tradisional Korea yang unik.

Menginap di daerah Myeongdong akan memberikan akses mudah ke tempat-tempat belanja. Bagi yang suka suasana hiruk pikuk kota metropolitan disarankan menginap disini. Selain tempat belanja, di daerah ini juga sangat mudah menemukan tempat makan dan transportasi.

Menginap di daerah Sinchon Hongdae akan memberikan akses mudah ke hingar bingar kehidupan akan muda Korea. Di daerah ini juga banyak penginapan murah berbentuk hostel atau guesthouse, lumayan untuk yang berbudget terbatas. Tempat makan juga relatif lebih murah karena biasanya memasang harga mahasiswa, hoho.

Dari tiga pilihan di atas kami memilih menginap di kawasan Myeongdong yaitu di Zaza Hostel dan di daerah Sinchon Hongdae yaitu di Namu Guesthouse. Cerita selengkapnya tentang penginapan ini tunggu postingan berikutnya ya, hoho

Oiyo, persiapan kami juga sempet mengalami kendala yang cukup serius. Kira-kira sebulan sebelum kami pergi, marak sekali isu tentang hubungan korea utara dan korea selatan yang memanas. Presiden Korea Utara, Kim Jong Un (yang sepintas mirip manusia buatan nomor 19 Dragon Ball) unjuk kekuatan dengan mengarahkan misil nya ke Seoul. Wah jelas bikin waswas, ga lucu banget kalo kami jauh-jauh mao jalan-jalan seneng-seneng malah terlibat perang. Yah untungnya sampe kami berangkat tidak terjadi apa-apa, kondisi di sana pun aman tentram terkendali, dan kami bisa pulang dengan selamat.

Yang jelas, saya sungguh bersyukur bisa mendapat kesempatan ini. Ketika kamu menyadari bahwa ada salah satu keinginan atau cita-cita kamu yang dapat terkabul, kamu kan merasakan suatu sensasi yang luar biasa, suatu perasaan bahagia yang akan sangat sulit untuk dilupakan atau digantikan, sesuatu yang menjadi candu, yang akan memompa semangat kamu untuk mencapai keinginan dan cita-cita lain nya di masa yang akan datang, apapun itu.

Postingan kali ini sampai sini dulu ya, mudah-mudahan bermanfaat, hoho, cerita-cerita keseharian kami dan kekonyolan-kekonyolan yang menyertainya akan dibahas di postingan selanjutnya, okay ?

Bersambung..

-On-

Categories: ACAP 7 | Leave a comment

The İstiklâl Marşı (Turkiye)

Pada waktu libur lebaran 2013, saya berkesempatan mengunjungi negara Turki. Negara yang sangat eksotis karena terletak di wilayah eropa dan asia serta merupakan campuran budaya timur dan barat.

Di turki banyak sekali peninggalan sejarah yang sangat menarik, adanya gereja yang diubah menjadi masjid, reruntuhan kota2 jaman romawi, pemandian air panas cleopatra, jejak sejarah murid2 dari Yesus , rumah yg dipahat dalam bukit batu dan yg amat istimewa hot air balloon yg termasuk terbaik di dunia.

Sementara ini saya post cuplikan videonya dulu , sebelum tulisan lengkap cerita tentang turki saya selesaikan. so enjoy it….

Categories: travelling | Leave a comment

Sebuah Cerpen, based on Nagai Hikari

artworks-000054172301-0ikys1-t500x500

Ding..

Pintu lift terbuka, lantai dua belas, Dio telah tiba di tujuan nya, dengan langkah gontai ia menuju pintu kamar apartemen nya. Ruangan itu gelap, kosong, sunyi, sama persis dengan apa yang saat itu hatinya rasakan. Ia melempar kunci ke atas meja, lalu menjatuhkan dirinya ke sofa, menghela satu napas panjang. Raut wajahnya menunjukan dia baru saja melewati satu hari yang melelahkan.

Separuh hati nya lega, dia telah berhasil melewati hari dan bisa beristirahat, separuhnya lagi mengutuki adanya jeda waktu yang ia punya saat ini sampai ia mengantuk, memejamkan matanya dan tertidur. Sama seperti hari-hari lainnya, Dio selalu merasa jengah karena ia harus menghabiskan sisa hari nya dalam kesendirian. Terlebih lagi saat-saat ini..

Dio sudah terlalu sering patah hati, harusnya dia sudah terbiasa terluka seperti ini, harusnya dia sudah kebal, harusnya..

Nyatanya, patah hati tetaplah patah hati..

Dio bangkit, mengambil segelas air dingin, meneguknya perlahan, lalu melangkah keluar, ke balkon kecil di salah satu sudut apartemen nya. Dia menatap pekatnya langit malam. Dia ingin menggunakan luas nya langit untuk menguraikan satu-satu  isi pikirannya, seluruh kenangan, harapan, memori, imaji. Ia ingin meminjam langit itu, agar isi kepala dan hati nya tidak sesesak ini.

Seketika terlintas di benak nya, senyuman jahil khas gadis itu. Dio masih bisa membayangkan dengan sangat jelas, cengiran mengejek menggemaskan yang hanya dimiliki oleh makhluk itu, Kanaa.

Semesta mempertemukan mereka di salah satu tempat kos-kosan. Karakter masing-masing penghuni kos yang ajaib membuat kehidupan masa-masa kuliah nya sangat seru. Mereka selalu kompak, segala keterbatasan membuat mereka saling menjaga, saling melindungi, mengasuh mengasih satu sama lain. Mereka melewati suka duka masa muda dan belajar dewasa bersama.

Sebesar apapun rasa sayangnya untuk Kanaa, bagi Dio, Kanaa adalah seorang sahabat, dan itu sudah lebih dari cukup, dia tidak berani meminta lebih.

Tidak pernah ada api yang membara, hanya kehangatan yang cukup..

Waktu itu malam pergantian tahun. Dio dan teman- teman nya menyewa villa di salah satu bukit di Bandung, dan mengadakan BBQ untuk merayakan tahun baru. Langit malam itu dipenuhi dengan bintang, sebuah pemandangan yang luar biasa, perpaduan antara kelap kelip jutaan bintang di langit, sesekali diwarnai percikan kembang api, dikelilingi oleh cahaya titik-titik lampu kota Bandung dari kejauhan. Sebuah malam yang sangat sulit untuk dilupakan..

“Suasananya uda asik begini, di sebelah gua adanya malah elu, jiah..”

“hahaha.. sukurin.. gimana sama si itu ? ada kemajuan ga ?

“suram uy..”

“hahaha..”

“ko malah ngetawain ? seneng kalo gua jomblo terus ?”

“iya.. kan lu jadi bisa nyupirin gua terus, hahaha.. udahlah tenang ajah, tuh liat berapa banyak bintang di langit ? cewe itu ga cuman dia satu, kalo dia gamao dia yang rugi kali”

“ah bisa aja lu.. banyak sih banyak.. cuman bintang kan susah ngambilnya.. cape ni ga dapet-dapet..”

“ini loh sebelah lu, bintang bersinar teraangg.. hahaha”

“halah.. iya deh, lu emang bintang.. bintang bokep”

“siyaall…”

“hahaha..”

“Gua doain deh biar lu cepet dapet jodoh, biar ntar kalo gua uda ga ada, lu ga kesepian nyariin, hahaha..”

“…”

Sebuah malam yang sangat sulit untuk dilupakan, karena malam itu, adalah malam untuk terakhir kali nya Dio melihat senyum jahil Kanaa..

Dia dipanggil terlalu cepat..

Dio kembali menatap langit, gelap, kosong, sunyi, lagi-lagi sama persis dengan apa yang saat itu hatinya rasakan. Sebuah bintang yang dicari, sebuah bintang yang paling penting, tidak nampak malam ini. Hembusan angin malam mulai menyapanya, tubuh nya sedikit bergetar tapi hatinya entah kenapa menjadi sedikit lebih damai. Mungkin memang di atas sana lah tempat untuknya. Dio yakin Kanaa pasti melindungi nya dari kejauhan..

Dio menunduk, menggeleng, matanya basah tetapi bibirnya tersenyum.. dia mengucap dalam hati,

“Kanaa.. selama ini.. ternyata.. cuma kamu..”

Dio mematikan lampu, merebahkan diri di tempat tidurnya, ia meraih ponsel nya, membuka satu gambar yang tersimpan, seorang gadis dengan senyuman yang sangat manis menatapnya dari balik layar. Dio memandangnya lama, lalu meletakkan ponsel itu di dada, di dalam kegelapan malam, cahaya dari layar itu pun memeluknya..

Click here to listen to the song : Nagai Hikari (JKT48 cover) – Patudu Manik

Watch :

Nagai Hikari by @ViendaBilly, live at #BingoDIY – Amphitheater Taman Budaya Yogyakarta, 30 November 2013

thanks to @AnkoruMagz

-On-

Categories: JKT48 | Leave a comment

Ingatlah Hari Ini

Oke, postingan kali ini masih gada hubungan nya sama traveling, hoho. Saya ga sengaja tiba-tiba ngedadak banget dapet ide buat nulis ini. Saya pengen coba buat review suka-suka tentang sebuah album. Sebuah album yang baru aja saya dengerin dan saya suka banget.

2f189f73d4c85cc2a5e518d86ba5018f

Album yang akan dibahas di tulisan ini adalah Album ke-9 nya Project Pop yang berjudul “Move On

*Spoiler-Alert*

Project Pop ini adalah salah satu grup musik favorit saya sepanjang masa. Saya uda jatuh cinta sejak lagu pertama mereka “Lumpia vs Bakpia”, kalo ga salah itu waktu saya masih SMP, sejak saat itu pula saya selalu mengikuti perkembangan mereka dan mengkoleksi album-album mereka. Sampe sekarang ini Project Pop sudah berumur 17 tahun dan punya 9 album. Saya sangat mengagumi kreatifitas mereka dalam menciptakan lagu, lirik, musik apalagi unsur komedi nya. Project Pop adalah salah satu inspirasi saya.

Terakhir kali Project Pop keluarin album itu tahun 2009. Selama empat tahun ini, mereka sempet keluarin beberapa single. Saya udah ga sabar nungguin album baru mereka, dan penantian itu pun akhirnya usai ketika kemaren saya jalan-jalan ke Bandung mampir ke toko CD dan liat penampakan album baru mereka di salah satu rak New Release. Hari ini, di perjalanan pulang dari Bandung ke kampung selama beberapa jam, CD itu dengan semena-mena terus-terusan saya puter.

Pertama, mari kita bahas penampakan nya, desain cover nya berupa jam dengan jarum menunjuk ke angka 9. Ini mungkin menunjukan bahwa ini album ke 9 mereka. Menurut saya desain ini cukup bagus tapi terlalu sederhana, agak berbeda dengan cover-cover album mereka sebelumnya yang biasanya warna warni dan eye-catching. Dalam case CD nya pun cukup sederhana, hanya memuat sedikit informasi, tanpa ada booklet yang berisi lirik lagu.

Info selanjutnya, Album ini dijual seharga Rp 50.000,- Berisi 10 lagu dengan total durasi sekitar 35 menit, Lagu-lagu nya antara lain :

  1. Move On
  2. Gara Gara Kahitna
  3. BDG40
  4. Plis Plis polisi
  5. Sama Sama
  6. Goyang Duyu (Dance Version)
  7. Together Hamburger
  8. Beda Sama Kamu
  9. TTN (2012)
  10. Ingatlah Hari Ini

Lagu yang benar-benar baru adalah lagu no 1, 3, dan 4. Lagu no 2 dan 7 adalah single yang udah pernah dikeluarin duluan. Sedangkan sisa nya, lagu no 5, 6, 8, 9, dan 10 adalah lagu recycle alias lagu mereka di album terdahulu yang diaransemen ulang. Mari kita bahas satu-satu

Move On

Saya suka lagu ini. Dari judul nya udah ketauan tentang apa kan ? Inti nya kasih pesan positip buat move on. Salah satu lirik nya “hati galau hanya bikin orang bloon..” Unsur komedi nya sempet nyinggung lagu “Harus Terpisah” nya Cakra Khan, bodor abis. Best part nya waktu Tika nge-rap, hoho.

 

Gara Gara Kahitna

Lagu ini sebenernya udah rilis sejak awal tahun ini, makanya udah familiar buat saya. Menurut saya ini adalah salah satu masterpiece dari Project Pop. Jadi lagu ini adalah semacam tribute untuk band favorit nya Project Pop yaitu Kahitna. Lirik lagu ini diambil dari gabungan beberapa lirik dan judul lagu Kahitna, keren abis. Video klip nya ga kalah gokil. Jadi video klip ini diambil satu kali take tanpa ada cut, jadi spanjang lagu kira-kira empat menit, kamera jalan terus, ga bole brenti dan tentu nya ga bole ada kesalahan. Disutradarai oleh salah satu personilnya sendiri yaitu Yosi, kreatip tingkat dewa ! Uniknya lagi semua anggota Kahitna ikutan tampil sebagai cameo, salut !

 

BDG40

Waktu pertama kali denger ini, saya merasa ada yang “aneh”. Entah bener, entah kuping dan otak saya yang masih konslet kecanduan sama JKT48 (uda baca postingan sebelumnya ?). Kok musik nya berasa mirip ya. Dari beat nya, musik nya, alunan gitar listrik nya, sampe ada chant yang kaya teriak, ini lagu JKT48 banget. Pas liat judulnya BDG40, ah jangan-jangan emang bener, pas browsing emang ada artikel yang bilang salah satu inspirasi mereka di album ini adalah JKT48, pasti buat lagu ini. Ah entahlah, mungkin nanti ada penjelasan nya yang lebi komplit. Yang jelas saya suka lagu ini, hoho

 

Plis Plis Polisi

Sorry to say, saya ga begitu suka sama lagu ini, kayanya bakal jadi salah satu lagu yang sering saya skip kalo dengerin album ini, hoho.

 

Sama Sama

Nah, ini lagu yang paling saya suka di album ini, yang paling sering saya ulang-ulang. Sebenernya ini lagu lama, diaransemen ulang jadi jauuuhhh lebih keren. Lagu ini dibawain secara akustikan, iringinan gitar nya manteb abis, denger lagu ini pasti mau gamau manggut-manggutin kepala. Ga nyangka lagu komedi yang lirik nya bodor bisa dibawain sekeren ini.

 

Goyang Duyu (Dance Version)

Ini juga lagu lama diaransemen ulang, yang sekarang terdengar lebi modern dan lebih serius, tapi saya lebih suka versi sebelum nya malah, yang dulu justru lebih lucu menurut saya.

 

Together Hamburger

Ini lagu yang Project Pop banget, bodor, lirik nya maenin kata-kata supaya berima, lagi-lagi kreatip tingkat dewa, sederhana tapi mancing buat sing along. Music nya rada beda sama single yang dirilis sebelumnya, yang ini lebih lucu, kaya music game 8 bit, music game nintendo jaman jebot. Saya suka banget.

 

Beda Sama Kamu

Ini salah satu dari beberapa lagu Project Pop yang berisi pesan positip untuk sosial, keren, komedi tapi penuh arti, lagu ini tentang perbedaan-perbedaan yang ada di sekitar kita, di masyarakat Indonesia dan tentu nya mengajak kita untuk bersatu. Lagi-lagi lagu ini terdengar lebih modern dan lebih serius dari versi yang dulu. Saya sih suka dua-dua nya, hoho.

 

TTN (2012)

Ini salah satu lagu favorit saya di album mereka yang dulu, tema nya komedi berbau romantis, dan lagu yang ini dibikin versi yang lebih sweet, justru lebih muda dan lebih fresh dari versi yang dulu. Video klip nya juga lucu, pake stop motion gitu, keren lah. Dulu aja suka apalagi yang sekarang ini.

 

Ingatlah Hari Ini

Rasanya ini juga salah satu masterpiece nya Project Pop, salah satu lagu wajib waktu karoke, saya ga perlu jelasin banyak lagi. Lagu ini berkesan banget buat saya, mau dinyanyiin kaya apapun saya pasti akan tetep suka, hoho

 

Demikian lah review suka-suka ala saya tentang album Project Pop ini. Jujur, lagu terakhir ini lah yang mendorong saya bikin tulisan ini. Makanya judul tulisan ini pun diambil dari lagu ini. Lagu ini tetang persahabatan, blog ini juga kan sedikit banyak tentang persahabatan.

Saya udah lama banget ga ketemu sama temen-temen saya. Kami emang ga tinggal di kota yang sama, mencar-mencar, masing-masing pun punya kesibukan yang beda-beda. Mau ngumpul bareng juga kadang susah banget. Waktu denger lagu ini tadi ada yang bergetar di hati saya..

 

“Ketika kesepian menyerang diriku..

Gak enak badan, resah tak menentu..

Ku tau satu cara sembuhkan diriku..

Ingat teman-teman ku..”

 

Coba deh kamu ikutin saya sebentar,

Bayangin temen-temen kamu, bayangin muka nya satu-satu..

Inget lagi masa-masa kamu bisa kumpul, ketawa-ketawa, becanda, seru-seruan bareng..

Inget lagi masa-masa temen-temen kamu bantuin kamu, dengerin keluh kesah kamu, selalu ada buat kamu..

Bayangin itu semua, bayangin saat ini ada temen-temen kamu di sebelah kamu, terus kamu nyanyiin ini :

 

“Kamu sangat berarti.. istimewa di hati.. selamanya rasa ini..

Bila tua nanti kita telah hidup masing-masing.. Ingatlah hari ini..”

 

Ah, mata saya jadi panas, pandangan rada kabur, ujung mata saya sedikit basah,

Sial saya pasti kelilipan..

 

-On-

 

NB : Jangan lupa beli CD nya ya, jangan yang bajakan !

Categories: review suka-suka | 1 Comment

Create a free website or blog at WordPress.com.