Hari kedua, kami berada di HCMC. Setelah mengunjungi Cu Chi Tunnel, kami makan siang di resto yang bernama Pho 2000. Ini adalah salah satu restoran pho yang paling terkenal di Vietnam karena pernah dikunjungi banyak orang terkenal, termasuk Bill Clinton yang saat berkunjung ke sana masih berstatus menjadi presiden USA. Ini beneran, ada fotonya gede dipajang. Walalupun terkenal, resto itu bisa dibilang sederhana, harga makanan pun ga begitu mahal, jauh dari kesan mewah, makanya rada heran juga presiden pernah makan disitu. Pho nya biasa aja, masih lebih enak yang di warung kemarin malam. Yang enak justru shrimp roll dan masakan babi nya. Overall, setelah cobain resto ini kami cukup puas. Okay abis ini saya mau cari tau biasa Obama makan dimana, next ACAP trip mau cobain makan disana =p
Setelah makan siang, kami masih punya beberapa jam sebelum harus kembali ke hotel untuk mandi dan berdandan =p cewek-cewek request belanja (tarik napas panjang) ya sudahlah, saat itu memang posisi kami dekat sekali dengan Ben Thanh Market, deket hotel juga, daripada cari tujuan lain yang jauh tapi habis waktu.
Ben Thanh Market ini adalah salah satu pasar tradisional paling besar di Vietnam. Kalo dilihat dari luar, bangunan nya berupa bangunan kuno yang megah dengan arsitektur yang cukup indah, kalo udah ke dalem, semrawut nya hampir sama kaya pasar-pasar di Indonesia =p Saya baru pernah dateng ke pasar yang isinya bener-bener campur aduk. Ada yang jual daging, sayuran, dan bahan makan lain nya layaknya pasar biasa, tapi ada juga yang jual baju, tas, asesoris, fake product, souvenir untuk turis, aneka jajanan untuk oleh-oleh, kantin makanan, bunga, dsb tumplek blek di satu tempat. Pengunjung nya ramai baik lokal maupun turis. Masing-masing toko berlomba-lomba memajang sebanyak mungkin barang sehingga terlihat ruwet. Apalagi jarak koridor pun agak sempit. Saya heran cewek-cewek betah banget di dalam pasar ini =p
Sebelum kami kembali ke hotel, kami menyempatkan untuk mampir di Trung Nguyen Coffee, salah satu kedai kopi terbaik di Vietnam. Kami mencoba salah satu menu andalan nya, menu yang harga per cangkir nya paling mahal (belagu). Sebenernya harga nya ga jauh beda sama kopi starbuck koq. Kopi pun disajikan secara khas Vietnam, di atas cangkir ada semacam alat untuk memasak dan menyaring kopi nya, kami pun harus menunggu kopi itu tetes demi tetes sampai benar-benar jadi satu cangkir dan siap dinikmati. Sungguh saya belum pernah menikmati kopi seenak itu sebelumnya. Diberkatilah para peracik kopi di Trung Nguyen ! Saya pun langsung membeli kopi itu beberapa bungkus untuk oleh-oleh, lengkap berikut alat nya. Mungkin satu-satu nya kopi yang bisa menandingi kenikmatan dari kopi itu cuma kopi yang nanti dibikinkan istri saya tercinta spesial untuk saya seorang (brb, menghayal) =p
Kami berjalan kaki sebentar untuk kembali ke Hotel, istirahat sejenak, lalu mandi-mandi dan berdandan. Sebelum kami pergi ke Vietnam, kami iseng kompakan untuk bawa kostum batik, ceritanya supaya unik aja jalan-jalan di luar negeri pake batik, buat foto-foto juga lucu. Kami merasa malam itu saat yang tepat untuk pake batik =p Beneran loh, rasanya beda kalo pake batik di luar negeri, ada rasa bangga yang ga bisa dijelasin, kalian cobain sendiri d. Dulu waktu saya sekolah di Shanghai, saya pernah kasih batik ke teman dari Korea, dia seneng banget, saya jadi terharu. Sejak saat itu saya selalu membawa batik tiap kali keluar negeri, selalu sempetin buat pake =p Rasanya kalo ada orang yang liatin saya pengen teriak “ini Batik nih, asli Indonesia, bagus kan ? lu ga punya kan ? sirik kan ? pengen kan ?” (entah ini cinta warisan budaya dalam negeri atau memang narsis menjurus ke songong) =p
Melalui travel agent, kami memesan tiket pertunjukan dan makan malam di atas kapal berikut transport antar jemput ke hotel. Ternyata saat itu yang datang ke hotel adalah pemuda yang kemarin, hanya seorang diri. Dia bertugas mengantarkan kami malam itu. Ternyata transport yang dijanjikan itu berupa taksi yang baru saja dicegat dadakan di depan hotel. Sesampainya di Gedung pertunjukan pun, kami masih harus menunggu dia untuk mengantri membeli tiket. Saya sempet curiga dia main licik, ternyata belakangan kami baru tau kalau dia repot-repot melakukan ini semua agar kami bisa mendapatkan harga yang lebih murah, aawww.. co cweett yaa..
Salah satu tujuan dari traveling adalah agar kita bisa mengenal kebudayaan dari negara-negara lain yang dikunjungi demi untuk memperkaya pengalaman. Maka disinilah kami, menyaksikan pertunjukan kesenian tradisional Vietnam, waterpuppet. Pada dasarnya ini permainan boneka kayu mirip golek, mengikuti suatu alur cerita, diiringi dalang, sinden, serta musik-musik tradisional Vietnam, tapi uniknya dilakukan di atas air. Jadi si boneka itu seolah-olah berdiri di atas air. Saya sendiri sampai sekarang gatau gimana caranya itu boneka bisa “menari-nari” lincah seperti itu di atas air. Saya ga ngerti para manusia pemain nya ngumpet dimana dan pakai alat apa. Pertunjukan nya sebenarnya bagus, tapi sayang sekali menggunakan bahasa Vietnam dan tidak ada penjelasan nya sehingga kami kurang begitu mengerti alur ceritanya.
Sehabis dari situ, kami menuju dermaga. Nah ini yang ditunggu-tunggu. Kapal terlihat mewah dengan kerlap kerlip lampu hiasan nya. Dateng-dateng langsung disambut mbak-mbak petugas cantik berseragam putih-putih seperti seragam pilot. Eh, ternyata mbak-mbak seragam putih itu ada lebih banyak lagi di dalem kapal, cantik-cantik semua lagi ! (pengen saya ajak pulang satu T_T ) Kami pun segera memasuki kapal dan menuju meja yang dipesan. Memang sesuai yang dibayangkan, interiornya pun cukup mewah, atmosfer nya dapet. Menikmati hidangan yang lezat, ngobrol dan bercanda bersama teman-teman terdekat, diiringi alunan musik jazz dan denting sendok garpu dari meja-meja sebelah, ditemani angin malam yang sejuk berhembus, dan disuguhi pemandangan indah nya lampu-lampu yang bertaburan di HCMC malam hari. A perfect way to spend an evening =p
Setelah kami hampir selesai makan, kami baru tahu kalau pemuda dari travel agent ternyata juga berada di atas kapal. Kami pun segera mengundangnya untuk bergabung bersama ke meja kami. Dari situ kami berkenalan, dan mengobrol panjang lebar. Oiya, namanya Le Thanh Nhi. Orangnya ternyata baik sekali, obrolan kami pun langsung nyambung seolah kami sudah seperti teman lama. Dia bercerita banyak, bagaimana dia yang berasal dari desa kecil di pinggir sungai mekong, pindah ke ibukota HCMC untuk berkuliah demi passion nya di bidang pariwisata, dan bagaimana dia harus bekerja di travel agent untuk membiayai kuliah dan tinggal di satu kamar kost kecil yang terpaksa diisi 6 orang untuk menghemat biaya hidup. Dia punya cita-cita agar dia bisa memperkenalkan keindahan Vietnam kepada dunia melalui pariwisata nya. Satu kata, salut ! =)
Gak berapa lama kemudian, seorang MC mengumumkan bahwa malam itu, kapal kedatangan tamu spesial, bakal ada pertunjukan kesenian dari luar negeri. Wuih, kami seneng, beruntung banget selain bisa menikmati kesenian Vietnam, kami juga bisa sekaligus menikmati kesenian dari negara lain. Kira-kira dari mana ya ? kami bertanya-tanya. Ternyata oh ternyata.. kesenian yang dimaksud.. berasal dari.. Indonesia ! (tepok jidat) Di satu sisi kami bangga, bertepuk tangan dan berteriak paling keras, di satu sisi sedikit dongkol, udah jauh-jauh ke Vietnam disuguhin nya tarian Indonesia juga.
Kebodohan ga berhenti disitu, kami mendapat meja di lantai tiga, sementara rombongan penari Indonesia itu meja nya di lantai 2, kami bermaksud menghampiri mereka untuk mengajak foto bersama. Setelah kami mendekati meja mereka, baru kami sadari, ternyata hampir sepertiga ruangan di lantai 2 itu diisi oleh orang-orang Indonesia, mayoritas pake batik ! Mungkin sebagian pengantar rombongan tari, sebagian dari kedutaan, sebagian orang Indonesia di Vietnam yang diundang, entah lah. Jadilah mereka memandang kami dengan agak aneh dan keheranan, mungkin disangkanya tamu tak diundang, gak ada lagi yang bisa dilakukan selain cuek dan jaim =p
Dari dermaga, kami memutuskan untuk tidak langsung pulang. Tujuan kami selanjutnya Hardrock Café =p Memang ada beberapa yang ingin membeli kaos untuk oleh-oleh, tapi tujuan utama saya kesana adalah untuk foto di depan logo HARD ROCK CAFÉ HCMC apalagi kalo bukan buat pamer =p
Setelah sekilas melihat-lihat peta gratisan yang didapet di bandara, saya menyadari bahwa gedung Hardrock café ini deket sekali sama Notre Dame Cathedral. Ini salah satu gedung yang temasuk di daftar yang harus dikunjungi. Saya pengen mampir sebentar. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang ke hotel dengan berjalan kaki aja supaya sekalian bisa melewati gedung tersebut dan bisa sedikit berpetualang (siap-siap nyasar) =p
Ga susah untuk menemukan gedung tersebut. Notre Dame Cathedral di kala malam hari itu memang ternyata sungguh sangat sangat indah. Bias lampu kekuningan menambahkan kesan yang luar biasa terhadap bangunan megah dengan arsitektur ala eropa tersebut. Kami puas berfoto-foto di sana, ini salah satu tempat foto favorit saya selama di HCMC =p
Sebelum kami pulang dan beristirahat di hotel, satu tempat terakhir yang kami kunjungi adalah pasar malam di luar Ben Thanh market. Cewe-cewe pengen mampir lagi kesana karena kemarin ga sempet liat-liat banyak. Mereka tiba-tiba punya ide, beli kaus kembaran buat dipakai besok. Pilihan nya jatuh ke kaus bertuliskan “iPho” pelesetan iPad. Maka berburu lah kami malam itu, memasuki kios satu per satu, tawar menawar, demi mendapatkan harga termurah. Ini si Monik ni yang entah kenapa paling semangat.
Saya pernah tinggal di Cina 1 tahun. Kalau mau beli barang di Cina itu harus bisa nawar. Nawar itu harus pinter-pinter ngomong, kadang harus didukung ekspresi muka, bisa cuek, memelas, tegas, atau bahkan kadang harus keras dan kasar. Saya pun terpaksa belajar banyak tentang teknik-teknik menawar. Teknik “pura-pura ga butuh”, “pura-pura tinggal pergi”, “pura-pura di kios sebelah harga lebih murah” dsb. Dengan jam terbang saya, saya merasa sudah kaya pengalaman tentang masalah tawar menawar. Tapi malam itu, saya dibuat takjub oleh teknik nawar yang dilakukan oleh Monik =p
Bayangin nada dan intonasi lemah lembut penuh kasih sayang seorang ibu yg bilang ke anaknya “jangan nakal yaa..” atau nada dan intonasi lemah lembut penuh kasih sayang sepasang kekasih LDR yang lagi mau berpisah “sayang, jangan pergi yaa.. pleasee..”
Penjual pun dibuat bengong sejenak, ketika ada seorang gadis, mau menawar kaos, dengan ekspresi mupeng yang keliatan banget, cengangas cengenges dan mata berbinar-binar, dengan nada dan intonasi lemah lembut penuh kasih sayang kaya yang tadi saya jelasin, diulang-ulang terus, tapi tetep ngotot pengen harga murah, dan gamau pergi-pergi. Kira-kira kaya gini “50000 dong yaa.. yaa.. pleasee.. 50000 yaa.. pleasee.. pleasee..” =p
Akhirnya kami menemukan satu kios yang memberikan harga murah. Perjuangan ga berhenti sampai situ. Ini cewe-cewe banyak mau nya, mereka sekalian pengen beli kaos buat oleh-oleh. Beli nya pun lumayan banyak, mungkin mau kasih oleh-oleh orang sekampung =p Kebayang kan rusuhnya, 5 orang cewe berebut pilih-pilih kaos, padahal ada banyak model, masing-masing model punya beberapa warna, belum ukuran nya pengen yang beda-beda, hadeuh (tarik napas panjang)
Sungguh saya ga nyangka, ternyata malam itu, saya bisa mendapatkan pengalaman “berharga”. Menanti cewe-cewe belanja ternyata membawa “berkah” =p Saya kebosanan menunggu, berdiri di luar kios, iseng-iseng mengamati tingkah laku orang-orang di sekitar. Tiba-tiba.. di kios yang berada di sebelah saya, saya ga sengaja melihat “pemandangan”. Inget ! ga sengaja loh ya ! =p
Ada seorang mbak-mbak penjual kaos. Mukanya ga cantik banget, tapi ya ga jelek juga. Tapi.. mbak ini tipikal cewe yang kalo punya bayi ga akan kekurangan ASI (tau kan maksudnya ?) =p Dia lagi sibuk beres-beres barang dagangan nya. Kegiatan beres-beres itu melibatkan gerakan berdiri-nunduk-berdiri-nunduk-berdiri-nunduk begitu terus. Karena kaus yang dia pakai agak longgar, maka tiap kali dia nunduk, saya bisa melihat dengan cukup jelas “asset” nya. Namanya rejeki ga boleh ditolak kan ? (alesan). Pertama saya liat sekilas.. wuih.. cengar cengir, trus penasaran liat lagi.. wuih.. nelen ludah, celingak celinguk.. makin penasaran, terpaksa liat lagi deh.. wuih.. (nahan mimisan).
Akhirnya saya ga tahan, resah gelisah pengen mendesah, saya samperin aja mbak itu. Pura-pura liat-liat kaos dagangan nya sambil curi-curi pandang. Saya kan pengen liat sumber “masalah” nya dari lebih dekat dan dari sudut pandang yang berbeda (halah). Saya gatau apakah mbak itu sadar atau enggak. Saya juga gatau mbak itu emang sengaja “memancing” saya yang ketauan bertampang mesum ini ato memang dia baik hati dan suka “beramal”. Yang jelas, ujung-ujung nya saya jadi beli tiga potong kaos, padahal sebelumnya gamau. Waktu cewe-cewe selesai belanja dan ngajak pulang pun saya jadi sungkan karena masih betah deket-deket si mbak =p
Maapkan kelakuan saya ya teman-teman =p Kalo dipikir-pikir, ini semua kayanya gara-gara saya kelamaan menjomblo deh (curcol lagih). Kalo saya punya pacar, mungkin saya ga sebejad ini. Ah jadi sedih, rasanya jadi pengen ngomong “tolong cariin pacar buat saya yaa.. yaa.. pleasee.. satuu aja.. yang cantik juga gapapa.. yaa.. pleasee.. yaa.. yaa.. pleasee..” =p
Bersambung..
-on-