Monthly Archives: May 2012

HCMC, Perjalanan Penuh Tawa, Part 3

Hari kedua, kami berada di HCMC. Setelah mengunjungi Cu Chi Tunnel, kami makan siang di resto yang bernama Pho 2000. Ini adalah salah satu restoran pho yang paling terkenal di Vietnam karena pernah dikunjungi banyak orang terkenal, termasuk Bill Clinton yang saat berkunjung ke sana masih berstatus menjadi presiden USA. Ini beneran, ada fotonya gede dipajang. Walalupun terkenal, resto itu bisa dibilang sederhana, harga makanan pun ga begitu mahal, jauh dari kesan mewah, makanya rada heran juga presiden pernah makan disitu. Pho nya biasa aja, masih lebih enak yang di warung kemarin malam. Yang enak justru shrimp roll dan masakan babi nya. Overall, setelah cobain resto ini kami cukup puas. Okay abis ini saya mau cari tau biasa Obama makan dimana, next ACAP trip mau cobain makan disana =p

Setelah makan siang, kami masih punya beberapa jam sebelum harus kembali ke hotel untuk mandi dan berdandan =p cewek-cewek request belanja (tarik napas panjang) ya sudahlah, saat itu memang posisi kami dekat sekali dengan Ben Thanh Market, deket hotel juga, daripada cari tujuan lain yang jauh tapi habis waktu.

Ben Thanh Market ini adalah salah satu pasar tradisional paling besar di Vietnam. Kalo dilihat dari luar, bangunan nya berupa bangunan kuno yang megah dengan arsitektur yang cukup indah, kalo udah ke dalem, semrawut nya hampir sama kaya pasar-pasar di Indonesia =p Saya baru pernah dateng ke pasar yang isinya bener-bener campur aduk. Ada yang jual daging, sayuran, dan bahan makan lain nya layaknya pasar biasa, tapi ada juga yang jual baju, tas, asesoris, fake product, souvenir untuk turis, aneka jajanan untuk oleh-oleh, kantin makanan, bunga, dsb tumplek blek di satu tempat. Pengunjung nya ramai baik lokal maupun turis. Masing-masing toko berlomba-lomba memajang sebanyak mungkin barang sehingga terlihat ruwet. Apalagi jarak koridor pun agak sempit. Saya heran cewek-cewek betah banget di dalam pasar ini =p

Sebelum kami kembali ke hotel, kami menyempatkan untuk mampir di Trung Nguyen Coffee, salah satu kedai kopi terbaik di Vietnam. Kami mencoba salah satu menu andalan nya, menu yang harga per cangkir nya paling mahal (belagu). Sebenernya harga nya ga jauh beda sama kopi starbuck koq. Kopi pun disajikan secara khas Vietnam, di atas cangkir ada semacam alat untuk memasak dan menyaring kopi nya, kami pun harus menunggu kopi itu tetes demi tetes sampai benar-benar jadi satu cangkir dan siap dinikmati. Sungguh saya belum pernah menikmati kopi seenak itu sebelumnya. Diberkatilah para peracik kopi di Trung Nguyen ! Saya pun langsung membeli kopi itu beberapa bungkus untuk oleh-oleh, lengkap berikut alat nya. Mungkin satu-satu nya kopi yang bisa menandingi kenikmatan dari kopi itu cuma kopi yang nanti dibikinkan istri saya tercinta spesial untuk saya seorang (brb, menghayal) =p

Kami berjalan kaki sebentar untuk kembali ke Hotel, istirahat sejenak, lalu mandi-mandi dan berdandan. Sebelum kami pergi ke Vietnam, kami iseng kompakan untuk bawa kostum batik, ceritanya supaya unik aja jalan-jalan di luar negeri pake batik, buat foto-foto juga lucu. Kami merasa malam itu saat yang tepat untuk pake batik =p Beneran loh, rasanya beda kalo pake batik di luar negeri, ada rasa bangga yang ga bisa dijelasin, kalian cobain sendiri d. Dulu waktu saya sekolah di Shanghai, saya pernah kasih batik ke teman dari Korea, dia seneng banget, saya jadi terharu. Sejak saat itu saya selalu membawa batik tiap kali keluar negeri, selalu sempetin buat pake =p Rasanya kalo ada orang yang liatin saya pengen teriak “ini Batik nih, asli Indonesia, bagus kan ? lu ga punya kan ? sirik kan ? pengen kan ?” (entah ini cinta warisan budaya dalam negeri atau memang narsis menjurus ke songong) =p

Melalui travel agent, kami memesan tiket pertunjukan dan makan malam di atas kapal berikut transport antar jemput ke hotel. Ternyata saat itu yang datang ke hotel adalah pemuda yang kemarin, hanya seorang diri. Dia bertugas mengantarkan kami malam itu. Ternyata transport yang dijanjikan itu berupa taksi yang baru saja dicegat dadakan di depan hotel. Sesampainya di Gedung pertunjukan pun, kami masih harus menunggu dia untuk mengantri membeli tiket. Saya sempet curiga dia main licik, ternyata belakangan kami baru tau kalau dia repot-repot melakukan ini semua agar kami bisa mendapatkan harga yang lebih murah, aawww.. co cweett yaa..

Salah satu tujuan dari traveling adalah agar kita bisa mengenal kebudayaan dari negara-negara lain yang dikunjungi demi untuk memperkaya pengalaman. Maka disinilah kami, menyaksikan pertunjukan kesenian tradisional Vietnam, waterpuppet. Pada dasarnya ini permainan boneka kayu mirip golek, mengikuti suatu alur cerita, diiringi dalang, sinden, serta musik-musik tradisional Vietnam, tapi uniknya dilakukan di atas air. Jadi si boneka itu seolah-olah berdiri di atas air. Saya sendiri sampai sekarang gatau gimana caranya itu boneka bisa “menari-nari” lincah seperti itu di atas air. Saya ga ngerti para manusia pemain nya ngumpet dimana dan pakai alat apa. Pertunjukan nya sebenarnya bagus, tapi sayang sekali menggunakan bahasa Vietnam dan tidak ada penjelasan nya sehingga kami kurang begitu mengerti alur ceritanya.

Sehabis dari situ, kami menuju dermaga. Nah ini yang ditunggu-tunggu. Kapal terlihat mewah dengan kerlap kerlip lampu hiasan nya. Dateng-dateng langsung disambut mbak-mbak petugas cantik berseragam putih-putih seperti seragam pilot. Eh, ternyata mbak-mbak seragam putih itu ada lebih banyak lagi di dalem kapal, cantik-cantik semua lagi ! (pengen saya ajak pulang satu T_T ) Kami pun segera memasuki kapal dan menuju meja yang dipesan. Memang sesuai yang dibayangkan, interiornya pun cukup mewah, atmosfer nya dapet. Menikmati hidangan yang lezat, ngobrol dan bercanda bersama teman-teman terdekat, diiringi alunan musik jazz dan denting sendok garpu dari meja-meja sebelah, ditemani angin malam yang sejuk berhembus, dan disuguhi pemandangan indah nya lampu-lampu yang bertaburan di HCMC malam hari. A perfect way to spend an evening =p

Setelah kami hampir selesai makan, kami baru tahu kalau pemuda dari travel agent ternyata juga berada di atas kapal. Kami pun segera mengundangnya untuk bergabung bersama ke meja kami. Dari situ kami berkenalan, dan mengobrol panjang lebar. Oiya, namanya Le Thanh Nhi. Orangnya ternyata baik sekali, obrolan kami pun langsung nyambung seolah kami sudah seperti teman lama. Dia bercerita banyak, bagaimana dia yang berasal dari desa kecil di pinggir sungai mekong, pindah ke ibukota HCMC untuk berkuliah demi passion nya di bidang pariwisata, dan bagaimana dia harus bekerja di travel agent untuk membiayai kuliah dan tinggal di satu kamar kost kecil yang terpaksa diisi 6 orang untuk menghemat biaya hidup. Dia punya cita-cita agar dia bisa memperkenalkan keindahan Vietnam kepada dunia melalui pariwisata nya. Satu kata, salut ! =)

Gak berapa lama kemudian, seorang MC mengumumkan bahwa malam itu, kapal kedatangan tamu spesial, bakal ada pertunjukan kesenian dari luar negeri. Wuih, kami seneng, beruntung banget selain bisa menikmati kesenian Vietnam, kami juga bisa sekaligus menikmati kesenian dari negara lain. Kira-kira dari mana ya ? kami bertanya-tanya. Ternyata oh ternyata.. kesenian yang dimaksud.. berasal dari.. Indonesia ! (tepok jidat) Di satu sisi kami bangga, bertepuk tangan dan berteriak paling keras, di satu sisi sedikit dongkol, udah jauh-jauh ke Vietnam disuguhin nya tarian Indonesia juga.

Kebodohan ga berhenti disitu, kami mendapat meja di lantai tiga, sementara rombongan penari Indonesia itu meja nya di lantai 2, kami bermaksud menghampiri mereka untuk mengajak foto bersama. Setelah kami mendekati meja mereka, baru kami sadari, ternyata hampir sepertiga ruangan di lantai 2 itu diisi oleh orang-orang Indonesia, mayoritas pake batik ! Mungkin sebagian pengantar rombongan tari, sebagian dari kedutaan, sebagian orang Indonesia di Vietnam yang diundang, entah lah. Jadilah mereka memandang kami dengan agak aneh dan keheranan, mungkin disangkanya tamu tak diundang, gak ada lagi yang bisa dilakukan selain cuek dan jaim =p

Dari dermaga, kami memutuskan untuk tidak langsung pulang. Tujuan kami selanjutnya Hardrock Café =p Memang ada beberapa yang ingin membeli kaos untuk oleh-oleh, tapi tujuan utama saya kesana adalah untuk foto di depan logo HARD ROCK CAFÉ HCMC apalagi kalo bukan buat pamer =p

=P

=P

Setelah sekilas melihat-lihat peta gratisan yang didapet di bandara, saya menyadari bahwa gedung Hardrock café ini deket sekali sama Notre Dame Cathedral. Ini salah satu gedung yang temasuk di daftar yang harus dikunjungi. Saya pengen mampir sebentar. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang ke hotel dengan berjalan kaki aja supaya sekalian bisa melewati gedung tersebut dan bisa sedikit berpetualang (siap-siap nyasar) =p

Ga susah untuk menemukan gedung tersebut. Notre Dame Cathedral di kala malam hari itu memang ternyata sungguh sangat sangat indah. Bias lampu kekuningan menambahkan kesan yang luar biasa terhadap bangunan megah dengan arsitektur ala eropa tersebut. Kami puas berfoto-foto di sana, ini salah satu tempat foto favorit saya selama di HCMC =p

Sebelum kami pulang dan beristirahat di hotel, satu tempat terakhir yang kami kunjungi adalah pasar malam di luar Ben Thanh market. Cewe-cewe pengen mampir lagi kesana karena kemarin ga sempet liat-liat banyak. Mereka tiba-tiba punya ide, beli kaus kembaran buat dipakai besok. Pilihan nya jatuh ke kaus bertuliskan “iPho” pelesetan iPad. Maka berburu lah kami malam itu, memasuki kios satu per satu, tawar menawar, demi mendapatkan harga termurah. Ini si Monik ni yang entah kenapa paling semangat.

Saya pernah tinggal di Cina 1 tahun. Kalau mau beli barang di Cina itu harus bisa nawar. Nawar itu harus pinter-pinter ngomong, kadang harus didukung ekspresi muka, bisa cuek, memelas, tegas, atau bahkan kadang harus keras dan kasar. Saya pun terpaksa belajar banyak tentang teknik-teknik menawar. Teknik “pura-pura ga butuh”, “pura-pura tinggal pergi”, “pura-pura di kios sebelah harga lebih murah” dsb. Dengan jam terbang saya, saya merasa sudah kaya pengalaman tentang masalah tawar menawar. Tapi malam itu, saya dibuat takjub oleh teknik nawar yang dilakukan oleh Monik =p

Bayangin nada dan intonasi lemah lembut penuh kasih sayang seorang ibu yg bilang ke anaknya “jangan nakal yaa..” atau nada dan intonasi lemah lembut penuh kasih sayang sepasang kekasih LDR yang lagi mau berpisah “sayang, jangan pergi yaa.. pleasee..”

Penjual pun dibuat bengong sejenak, ketika ada seorang gadis, mau menawar kaos, dengan ekspresi mupeng yang keliatan banget, cengangas cengenges dan mata berbinar-binar, dengan nada dan intonasi lemah lembut penuh kasih sayang kaya yang tadi saya jelasin, diulang-ulang terus, tapi tetep ngotot pengen harga murah, dan gamau pergi-pergi. Kira-kira kaya gini “50000 dong yaa.. yaa.. pleasee.. 50000 yaa.. pleasee.. pleasee..” =p

Akhirnya kami menemukan satu kios yang memberikan harga murah. Perjuangan ga berhenti sampai situ. Ini cewe-cewe banyak mau nya, mereka sekalian pengen beli kaos buat oleh-oleh. Beli nya pun lumayan banyak, mungkin mau kasih oleh-oleh orang sekampung =p Kebayang kan rusuhnya, 5 orang cewe berebut pilih-pilih kaos, padahal ada banyak model, masing-masing model punya beberapa warna, belum ukuran nya pengen yang beda-beda, hadeuh (tarik napas panjang)

Sungguh saya ga nyangka, ternyata malam itu, saya bisa mendapatkan pengalaman “berharga”. Menanti cewe-cewe belanja ternyata membawa “berkah” =p Saya kebosanan menunggu, berdiri di luar kios, iseng-iseng mengamati tingkah laku orang-orang di sekitar. Tiba-tiba.. di kios yang berada di sebelah saya, saya ga sengaja melihat “pemandangan”. Inget ! ga sengaja loh ya ! =p

Ada seorang mbak-mbak penjual kaos. Mukanya ga cantik banget, tapi ya ga jelek juga. Tapi.. mbak ini tipikal cewe yang kalo punya bayi ga akan kekurangan ASI (tau kan maksudnya ?) =p Dia lagi sibuk beres-beres barang dagangan nya. Kegiatan beres-beres itu melibatkan gerakan berdiri-nunduk-berdiri-nunduk-berdiri-nunduk begitu terus. Karena kaus yang dia pakai agak longgar, maka tiap kali dia nunduk, saya bisa melihat dengan cukup jelas “asset” nya. Namanya rejeki ga boleh ditolak kan ? (alesan). Pertama saya liat sekilas.. wuih.. cengar cengir, trus penasaran liat lagi.. wuih.. nelen ludah, celingak celinguk.. makin penasaran, terpaksa liat lagi deh.. wuih.. (nahan mimisan).

Akhirnya saya ga tahan, resah gelisah pengen mendesah, saya samperin aja mbak itu. Pura-pura liat-liat kaos dagangan nya sambil curi-curi pandang. Saya kan pengen liat sumber “masalah” nya dari lebih dekat dan dari sudut pandang yang berbeda (halah). Saya gatau apakah mbak itu sadar atau enggak. Saya juga gatau mbak itu emang sengaja “memancing” saya yang ketauan bertampang mesum ini ato memang dia baik hati dan suka “beramal”. Yang jelas, ujung-ujung nya saya jadi beli tiga potong kaos, padahal sebelumnya gamau. Waktu cewe-cewe selesai belanja dan ngajak pulang pun saya jadi sungkan karena masih betah deket-deket si mbak =p

Maapkan kelakuan saya ya teman-teman =p Kalo dipikir-pikir, ini semua kayanya gara-gara saya kelamaan menjomblo deh (curcol lagih). Kalo saya punya pacar, mungkin saya ga sebejad ini. Ah jadi sedih, rasanya jadi pengen ngomong “tolong cariin pacar buat saya yaa.. yaa.. pleasee.. satuu aja.. yang cantik juga gapapa.. yaa.. pleasee.. yaa.. yaa.. pleasee..” =p

Bersambung..

-on-

Categories: ACAP 3 | Leave a comment

HCMC, Perjalanan Penuh Tawa, Part 2

Hari kedua, kami berada di HCMC. Pagi hari, kami mengawali kegiatan dengan sarapan di Hotel. Setelah itu kami dijemput sebuah minivan untuk menuju ke Cu Chi Tunnel, yang lokasi nya kira-kira 70 km dari HCMC. Sebelumnya kami sempat membeli simcard dan beberapa snack untuk bekal perjalanan. Ternyata untuk mengaktifkan BB di Vietnam ga terlalu ribet dan juga murah, tapi maap saya lupa detilnya karena waktu itu saya minta tolong Ika untuk urusin BB saya =p

Selama perjalanan kami asik bercanda. Pemandangan di luar bisa dibilang ga jauh beda sama di Indonesia. Saya duduk di belakang pak sopir yang sedang bekerja, di sebelah saya ada Monik dan Picuy. Selalu ada aja hal-hal yang bisa bikin ketawa kalo deket-deket 2 makhluk ini. Salah satu contohnya, ketika Picuy rusuh-rusuh kebelet pipis, Monik berkata sok bijak setengah ngeledek “semua itu cuma ada di pikiran lu cuy, kalo ga lu pikirin jg nti kebelet nya ilang”. Giliran Monik yang kebelet, rusuh-rusuh nya lebih-lebihan dari picuy tadi, LOL

Sebelum tiba di Cu Chi Tunnel, pak sopir mengantarkan kami ke sebuah toko souvenir. Ah biasa, kata saya dalam hati, memang sopir-sopir pengantar turis itu kadang ada “kerjasama” dengan toko-toko oleh-oleh yang suka menebar jebakan betmen buat turis. Tapi saat itu ternyata lain. Toko souvenir yang kami kunjungi bukan toko souvenir biasa. Toko itu menjual hasil kerajinan tangan dari para penyandang cacat, sebagian adalah korban kekejaman perang masa lalu. Jadi semua kerajinan yang dijual disana bener-bener handmade, kita pun bisa menyaksikan proses pembuatan nya, dan bertemu para penyandang cacat tersebut. Souvenirnya pun bagus-bagus, meskipun harga nya mahal. Pemerintah Vietnam memang sengaja menciptakan program seperti ini untuk menjamin kehidupan para penyandang cacat. Bagus ya program nya. Saya gatau di Indonesia juga ada atau tidak program seperti ini, harusnya si ada ya.

Setelah kurang lebih 2 jam perjalanan, kami tiba di Cu Chi Tunnel. Saya ingat saat itu cuaca nya sangat panas menyengat ketika masih di parkiran dan di loket pembelian tiket, tapi setelah masuk ke dalam kawasan cuaca nya cukup adem karena banyak pepohonan rindang di sekitar kami. Cukup bersahabat untuk sesi pemotretan =p

beli tiket

beli tiket

Cu Chi Tunnel ini adalah sebuah peninggalan masa perang Vietnam yang lalu, sebuah bukti sejarah, sebuah saksi bisu mengenai kekejaman perang. Awalnya, saya memang menyangka Cu Chi Tunnel ini semacam gua, namanya kan tunnel, kalo diartikan terowongan. Ternyata saya salah, Cu Chi Tunnel ini semacam area hutan, terowongan nya sendiri adanya di dalam tanah.

Dari awal saya memang sangat penasaran dengan tempat ini, kenapa ? karena tempat ini menyimpan banyak “rahasia”, terowongan ini merupakan strategi jenius yang menyebabkan tentara vietnam yang pada masa itu kalah jumlah, kurang terlatih, dan hanya dengan peralatan yang seadanya, mampu menandingi lawan-lawan nya yang lebih terlatih dan memiliki peralatan yang lengkap dan canggih pada masa nya.

Pertama-tama, para pengunjung dikumpulkan di satu ruangan untuk melihat film dokumenter singkat. Kemudian para pengunjung dibagi menjadi kelompok-kelompok dan ditemani satu orang guide berseragam ijo-ijo mirip hansip, untuk menelusuri area secara keseluruhan. Guide yang kami dapatkan ternyata unik juga. Kalo ga salah namanya Tri. Dia belum terlalu tua, mungkin hanya berbeda beberapa tahun lebih tua dari kami. Bahasa Inggris nya lumayan bagus, meskipun terdengar terlalu cepat. Orang nya ramah, bisa menceritakan sejarah-sejarah nya dengan enak, selalu bersedia menjawab pertanyaan-pertanyaan para turis yang penasaran, dan sabar banget menunggu kami yang banyak gaya, selalu rebutan untuk difoto =p Yang unik dari guide ini adalah dia suka sekali bercanda, tapi tiap kali kasi joke ekspresi nya lempeng banget, datar, kadang kita sampai gatau dia becanda ato serius, efeknya.. joke yang sebenernya ga lucu pun jadi lucu dan bikin pengen ketawa =p

Di Cu Chi Tunnel ini, kurang lebih kita bisa merasakan seperti apa kehidupan para tentara saat itu. Bagaimana para tentara berperang dan menyiapkan jebakan-jebakan mematikan. Bagaimana mereka bisa “menghilang”, berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Bagaimana mereka menghilangkan jejak, bersembunyi, dan menutupi keberadaan mereka di tengah serbuan lawan. Bagaimana mereka bisa berkumpul, makan, tidur, beristirahat, dan mengobati luka-luka, di terowongan yang berada di bawah tanah. Takjub memang bagaimana mereka bisa menciptakan jalur-jalur di bawah tanah yang bercabang-cabang begitu banyak, bahkan dilengkapi ruang-ruang serbaguna seperti misalnya untuk dapur, tempat rapat dan tempat merawat korban luka. Susah untuk menjelaskan lebih banyak, tulisan ini akan jadi terlalu panjang, kalian harus coba sendiri berkunjung ke tempat ini =p

Di Cu Chi Tunnel ini, ada juga satu “atraksi” yang menarik perhatian kami. Mereka menyediakan senjata-senjata api beneran untuk dicoba pengunjung, beberapa adalah senjata yang dulu digunakan untuk perang. Bukan pistol kecil loh, tapi ini mirip yang kita sering liat di film-film kaya Rambo =p Dengan membayar sejumlah uang, para pengunjung diijinkan menjajal senjata-senjata tersebut untuk ditembakkan di sebuah lapangan kosong. Saya Wit dan Bom langsung bersemangat. Saya ingin sekali menjajal AK47, senjata favorit saya di Counter Strike =p Karena pelit, kita bertiga urunan, nembaknya gantian, jumlah peluru yang dibeli dibagi rata, yang penting pernah nyobain kan ? =p Saya mendapat giliran pertama, asik nih, excited, deg-degan, Wit dan Bom siap di kanan kiri pegang kamera, ga boleh ga dipoto, penting untuk pamer di fesbuk =p lalu dengan penuh gaya saya pun mulai menembak..  dar der dor.. dar der dor.. dar der dor.. ga kerasa peluru jatah saya udah abis, saya cengar cengir bahagia, pas udah selesai saya baru sadar, di ujung lapangan ada semacam target untuk mengukur akurasi tembakan, ada juga botol-botol yang bisa ditembak, lah, jadi saya tadi nembakin apa ? saking semangat nembak dan bergaya, liat ke target nya aja enggak (tepok jidat)

Beberapa saat kemudian, Tri menawarkan kami untuk mencoba masuk ke terowongan bawah tanah yang sebenarnya. Terowongan ini hanya sepanjang beberapa meter saja dan sudah “disesuaikan” sehingga aman untuk para pengunjung, tapi dia juga mengingatkan untuk yang klaustrofobia, memiliki jantung lemah dan masalah pernapasan untuk tidak ikut. Bom sempet was-was, dia takut badan nya ga muat di terowongan sempit, saya yang ukuran badan nya ga jauh beda dari Bom cengar-cengir aja, sebenernya sama was-was juga, tapi tetep harus berusaha jaim =p Ketika Bom bertanya, Tri tampak terdiam berpikir keras, lalu dia menjawab “Don’t worry, its okay, but I warn you ! Next time don’t eat too much KFC” (lengkap dengan ekspresi lempengnya) LOL

Masuk ke dalam terowongan sempit di dalam tanah mungkin bakal jadi salah satu moment yang ga bisa dilupain dalam perjalanan kali ini. Bukan karena tegang ato apa, tapi karena konyol banget. Sampe sekarang pun kalo inget-inget bisa ketawa-ketawa sendiri.

Pas baru turun, masih agak lega, masih bisa berdiri walaupun agak nunduk, tapi untuk masuk lebih jauh ke dalam, kami harus berjalan membungkuk. Baru berjalan beberapa langkah, tiba-tiba.. DUK.. saya terjatuh. Karena terowongan sempit banget, badan saya kelebihan lemak disana sini, plus saya juga bawa ransel, saat itu saya.. ga bisa bangun berdiri lagi ! (tepok jidat) jadi aja sepanjang perjalanan berikutnya saya merangkak, dengkul saya sampe lecet-lecet karena waktu itu pake celana pendek. Di belakang saya Wit dengan santai nya malah motretin pantat saya, hadeuh nasib…

Dari depan sayup-sayup terdengar para wanita mulai mengeluh, sempit, pengap, gelap, jauh banget dsb. Memang terowongan itu sempit sekali, bahu dan punggung saya sering kali beradu dengan langit-langit walaupun dalam posisi merangkak, kanan kiri pun terbentur dinding terowongan. Saya berusaha ambil napas pelan-pelan, berusaha tetap tenang dan ga panik. Ga berapa lama, terdengar suara-suara rusuh di depan. Kayanya Bom mulai panik. Bom bikin “rusuh” karena dia ga sengaja nyeruduk-nyeruduk barisan di depan nya karena pengen cepet-cepet keluar. Saya yang lagi tegang jadi pengen ketawa. Konyol nya untuk membantu menerangi terowongan yang gelap, dia menyalakan video recording di BB nya agar lampu blitz nya aktif menyala terus. Jadi aja semua desahan-desahan kepanikan dia terekam semua, LOL.

Lalu.. tiba-tiba.. terdengarlah suara teriakan kepanikan yang membahana di seluruh terowongan “SIR ? FINISH SIR ?” LOL, Bom uda ga tahan banget kayanya, saya pun uda ga tahan banget.. buat ketawa. Kampret, lagi sempit-sempitan “terpaksa” ngakak. Ini “jahat” sih, temen lg panik malah diketawain, jangan ditiru ya =p

Sebelum masuk, Tri sempat menjelaskan bahwa di terowongan nanti ada 3 exit, yang ga kuat boleh keluar di exit pertama atau kedua. Tapi dia juga mengingatkan, kalau ada cabang jangan asal belok, karena salah-salah bisa nyasar. Saya sekilas melihat cahaya di sebelah kanan, tapi terus berjalan karena takut nyasar, lalu saya sadar mungkin itu exit pertama. Kali kedua saya melihat cahaya, saya langsung spekulasi berbelok meninggalkan barisan, syukurlah ternyata bener itu exit kedua. Exit itu berupa tangga besi yang lumayan curam. Saya langsung teriak kasi info ke barisan lain, Picuy sampe jalan mundur demi ikutan keluar, LOL. Iya saya memang cemen, ga kuat nerusin sampe akhir, gapapa lah ya, kalo sampe terjadi apa-apa kan mungkin saya ga bisa bikin tulisan ini dan cerita ke kalian =p

Bom yang panik akhirnya sampai di exit terakhir, saya ikut membantu dia saat keluar dari terowongan, itung-itung mengurangi rasa bersalah tadi abis ngetawain =p Dia langsung ber-“Oh my God”-“Oh my God”-ria. Lagi-lagi saya nahan ketawa. Maafkan saya koko Bom yang ganteng (takut dibanting kalo dia baca tulisan ini)

Setelah memasuki terowongan penuh memori “indah” itu, kunjungan kami di Cu Chi Tunnel ditutup dengan menyantap suguhan sederhana, singkong rebus dan teh hangat. Suasana nya enak sekali, bersantai sejenak setelah lelah berjalan jauh, mengobrol di sebuah gubuk di tengah hutan di bawah pohon-pohon rindang. Sebelum berpisah dengan Tri, kami pun berfoto bersama. Baru kenal sebentar tapi rasanya seperti mau berpisah sama temen lama. Kalau kalian ke Cu Chi Tunnel, cari d guide yang namanya Tri, dijamin ga akan nyesel =p

Poto bareng Tri

Poto bareng Tri

Dalam perjalan pulang dari Cu Chi Tunnel ke HCMC tidak banyak yang terjadi, kami kecapekan. Kecapekan abis jalan menyusuri hutan plus kecapean ketawa karena rekaman dari BB Bom dipaksa untuk diulang-ulang terus =p

Di dalam perjalanan kami memutuskan untuk menerima saran travel agent kemarin untuk menghabiskan malam hari itu dengan menonton pertunjukan water puppet dan makan malam di atas kapal sambil mengarungi sedikit bagian dari sungai Mekong yang melewati HCMC. Rencana semula sebenarnya adalah untuk berjalan kaki menjelajahi dalam kota, namun kami merasa agak lelah, apalagi dengan pertimbangan besok masih harus jalan ke luar kota lagi. Jadi kami memutuskan melakukan kegiatan yang agak “santai” plus makan yang enak. Abis berkotor-kotor dalam terowongan, berdandan gaya di atas kapal, hidup itu harus seimbang kan ? =p

Bersambung…

-On-

Categories: ACAP 3 | Leave a comment

HCMC, Perjalanan Penuh Tawa, Part 1

Berawal dari sebuah pembicaraan ga jelas di grup BBM, beberapa teman yang dulu pernah ikut ACAP trip pertama tapi ga ikut ACAP trip kedua menagih “janji”. Mereka pengen cepet-cepet diadakan ACAP trip selanjutnya. Dasar saya memang murahan, saya pun ga pake lama langsung buka inet, browsing2, cari promo, demi mendapatkan destinasi yang pas untuk ACAP trip selanjutnya =p

Sebenarnya saat itu banyak alternatif destinasi, kami pun berdiskusi panjang lebar, Timur ke Barat Selatan ke Utara =p Memang saat itu kami ga bisa terlalu fleksibel karena beberapa yang mau ikut harus terikat officehour dan harus meminta cuti sebelumnya. Sebuah tantangan tersendiri untuk mencari tiket promo yang bisa disesuaikan dengan jadwal mereka, harus mengatur durasi yg sesuai jatah cuti, dan harus memilih destinasi yang “pas”, tidak terlalu cemen tapi tidak terlalu muluk, sayang nantinya kalo mereka harus memakai jatah cuti tapi tidak bisa mendapatkan pengalaman traveling dan keseruan yang maksimal.

Akhirnya, tercapailah kata sepakat. Kami memutuskan Vietnam sebagai destinasi selanjutnya. Salah satu alasan kami memilih Vietnam adalah karena saat itu kami jatuh cinta pada pemandangan Halong Bay yang kami dapat dari kiriman foto salah seorang teman. Kami merasa inilah destinasi yang “pas”. Dasar dodol, beberapa saat setelahnya baru kami tau kalo Halong Bay itu letaknya di dekat Hanoi, Vietnam bagian Utara, jauh sekali dari tujuan kami yaitu HCMC, yang berada di Vietnam bagian Selatan. Kami sempat ingin merubah rencana tapi sedikit menemui kesulitan karena tidak ada penerbangan langsung dari Indonesia ke Hanoi, jika kami tetap ingin mengunjungi Halong Bay maka budget dan durasi perjalanan kami bisa berlipat ganda. Ah ya sudahlah, terima nasib, mungkin kita bisa ke Hanoi ACAP trip selanjutnya =p

Untuk ACAP trip kali ini personilnya agak berbeda dengan ACAP trip sebelumnya. Dari ACAP trip sebelumnya ada Oon, Wit dan Picuy. Sayang sekali Aconk, Devi dan Ances berhalangan. Tambahan dari anggota ACAP trip pertama adalah Monik dan Ika. Selain itu ada juga pasangan suami istri Bom dan Yin, serta Lina adiknya Yin =p

Kami excited sekali karena jarang bisa menemukan waktu yang cocok satu sama lain. Akan tetapi, terus terang, saat itu saya sedikit ragu, apakah para personil kali ini siap untuk diajak menggembel ria ala ACAP. Saya agak khawatir karena yang saya tau HCMC itu tidak “senyaman” Singapura, Malaysia, Thailand, atau tujuan turis “umum” lain nya. Bahkan di beberapa artikel di inet ga sedikit kami menemui cerita tentang penipuan turis atau masalah keamanan lain nya. Tapi saya ingat waktu itu Bom pernah berkata bijak, dia bilang ga usah berekspektasi tinggi, nanti bisa kecewa, biasa aja, yang penting dinikmatin, kalo nyatanya lebi bagus dari ekspektasi kan malah bisa tambah puas (tumben) =p Oiya, saya juga sedikit heran ketika Lina, yang sebenarnya tidak begitu dekat dengan kami, memutuskan untuk ikut. But hey, people say “the more the merrier”, right ? Nyatanya, keraguan saya itu semua memang ternyata salah, sangat sangat salah =p Bahkan salah satu hal yang bisa membuat saya senyum-senyum sendiri setiap kali lg mengenang HCMC adalah si gadis Garut yang itu (brb, pasang lagu PUSPA st12) =p

Kami tidak menemui banyak kendala saat persiapan. Untuk urusan penginapan, kami berhasil mendapatkan hotel dengan lokasi yang sangat strategis dengan harga yang lumayan murah. Untuk urusan rute dan itenary selama disana pun kami ga ambil pusing, karena hampir semua spot menarik di HCMC bisa dicapai dengan berjalan kaki. Untuk spot yang agak jauh kami memutuskan untuk mengandalkan travel agent lokal supaya lebih praktis.

Siap Berangkat !

Siap Berangkat !

Tanggal 10 Desember, kami meninggalkan Jakarta dengan flight sore. Sampai di Tan Son Nhat Airport, HCMC, sekitar jam 20.00, setelah selesai mengurus pengambilan bagasi kami mencari taksi untuk mengantarkan kami ke hotel. Sebelumnya kami telah mendapatkan berbagai info dari internet yang menghimbau agar berhati-hati dalam memilih taksi karena banyak terjadi penipuan. Salah satu perusahaan taksi yang direkomendasikan adalah Vinasun. Taksi Vinasun ini menggunakan mobil kijang inova, armada nya pun masih baru dan bersih terawat, sangat nyaman.

Kami membagi rombongan menjadi 2 taksi. Oon bareng sama Wit, Picuey dan Monik. Bom bareng istri tercinta Yin, Lina dan Ika. Kebodohan pun terjadi. Selesai menaikan bagasi ke mobil, dengan pede nya Bom berjalan ke bagian kiri depan mobil, buka pintu, lalu kaget “loh koq ada setirnya ?” Si supir pun tak kalah bingung, mungkin malah dia menyangka taksi nya mau dibawa lari, LOL, di Vietnam memang mobil-mobilnya menggunakan setir kiri, entah Bom lupa entah gatau. Kejadian nya si biasa aja, yang bikin ngakak tu mukanya Bom cengar cengir canggung nahan malu =p

Perjalanan dari bandara ke hotel kurang lebih ditempuh dalam 30 menit. Saya duduk di bangku depan, excited pengen melihat-lihat suasana kota HCMC malam hari. Ternyata, selama perjalanan, dari balik jendela taksi, saya menyaksikan pemandangan yang benar-benar mencengangkan ! Ini serius ! Kalo kalian ga menyaksikan sendiri mungkin kalian ga akan percaya ! Pemandangan ini benar-benar tak diduga dan tak disangka-sangka ! Sungguh saya ga boong ! Ternyata.. di HCMC itu.. banyak terdapat.. Cewe-cewe cantik dengan dandanan yang seksi-seksi ! (brb, lap iler).

Mungkin karena ketika itu malam minggu, para muda mudi pergi keluar menikmati malam dengan mengendarai sepeda motor dengan dandanan maksimal. Awalnya saya kasih “kode” ke Wiwit, cengar-cengir sambil mainin alis mata. Wit pun kasi respon yang ga kalah cepet. Ternyata ga butuh waktu lama juga buat Picuy dan Monik menyadari pemandangan tersebut. Ahirnya jadilah kita berempat di dalam mobil rusuh “mengomentari” pemandangan di kiri kanan kami. Kepala kami rasanya pengen bisa diputar 360 derajat =p mungkin buat bayangin, kira-kira kami kaya anak TK yang baru pertama ke Taman Safari =p Ketika sampai hotel, kami turun, barulah kami sadar, ternyata kaca di taksi tidak dilapis kaca film ! Dalemnya bisa dilihat jelas dari luar ! (tepok jidat)

Taksi saya sampai terlebih dahulu. Kami menginap di Thien Xuan Hotel, di Le Thanh Ton Street, deket banget sama Ben Thanh Market. Begitu sampai, Picuy dan Monik langsung ke resepsionis untuk mengurus cek in. Saya dan Wit menunggu di luar, maksudnya supaya taksi 1 lagi lebih gampang nemuin hotel nya dan bisa bantu nurunin bagasi dari taksi nya. Eh, saya berdua malah terlibat percakapan absurd sama mas-mas bellboy hotel kami. Kira-kira begini :

On & Wit              : “wuih, gila ya mas, cewek disini cantik-cantik banget!”

Mas bellboy       : (diem aja, mengangguk-angguk sambil tersenyum ramah)

On & Wit              : ”beneran loh, saya ga nyangka deh”

Mas bellboy       : (masi diem, mengangguk-angguk sambil tersenyum ramah lagi)

On & Wit              : ”di negara saya jarang-jarang ni mas yang kaya begini begini”

On & Wit              : (sambil asik lirik cewek seksi yang lewat)

Mas bellboy       : “kalo kalian mau saya bisa aturin, murah koq mulai dari 20usd” (senyum ramah)

On & Wit              : “…” (kemudian hening) (berdua bengong) (masuk ke dalem loby, cengar cengir)

Sejenak kami masuk kamar masing-masing dan menaruh barang. Selanjutnya, kami berjalan ke arah Ben Thanh Market untuk mencari makanan. Pasar nya sendiri memang sore sudah tutup, tapi di malam hari, daerah di luar pasar itu menjadi semacam pasar malam. Suasana nya pun cukup meriah, banyak kios tenda dan pedagang kaki lima yang berjualan makanan, aneka jajan, baju-baju, dan souvenir khas. Ramai juga pengunjung nya baik dari masyarakat lokal sekitar dan para turis dari berbagai negara.

Kami berhasil menemukan satu warung makan yang ramai pengunjung. Warung ini menyajikan aneka makanan khas Vietnam. Kami yang kelaparan pun dengan khilaf memesan ini itu, tunjuk-tunjuk di menu walaupun gatau bagaimana wujud makanan nya, hanya diberi sedikit penjelasan oleh pelayan yang bahasa inggris nya seadanya. Ternyata makanan-makanan yang kami pesan itu enak-enak ! Puas sekali rasanya, mencoba citarasa makanan yang baru dan belum pernah, enak, banyak, murah =)

Setelah perut kenyang terisi, kami berjalan kaki berusaha mencari travel agent untuk mengatur kegiatan kami di keesokan harinya. Menurut info yang kami dapatkan di internet, di Pham Ngu Lao Street, banyak terdapat travel agent dengan tarif murah. Jarak antara Pham Ngu Lao dan Ben Thanh sebenarnya tidak jauh. Tetapi untuk mencapai kesana, kami serasa harus mempertaruhkan nyawa karena harus menyeberang jalan ! Menyeberang jalan di HCMC mungkin bisa dikategorikan sebagai olahraga ekstrim. Sport jantung dan sangat memacu adrenalin ! Di HCMC, jumlah pengendara motor nya buanyak buanget, apalagi itu malam minggu, bayangkan di ribuan motor berseliweran dengan kecepatan sedang dari kanan kiri. Setelah beberapa hari di HCMC dan mulai terbiasa menyeberang dengan kondisi ini, saya jadi males kalo mau menyeberang di Indonesia, rasanya gada tantangan (sombong yang ga guna).

Kami berbagi tugas, membagi-bagi kelompok lalu coba memasuki beberapa travel agent yang berbeda untuk mencari info. Saya memasuki satu travel agent dan disambut oleh seorang pemuda, lebih muda dari saya. Saat itu, saya tau seharusnya travel agent itu sudah mau tutup karena memang sudah malam, beberapa travel agent tetangganya pun sudah tutup, tapi si pemuda ini menyambut dengan ramah dan dengan sabar melayani dan menjawab segala pertanyaan saya. Saya juga tau dia hanya pekerja dan bukan pemilik travel agent tersebut, tapi dia bekerja dengan penuh dedikasi, dia bahkan rela menelpon kesana kemari demi memenuhi tuntutan kami yang banyak maunya tapi tetep dengan gigih melakukan penawaran =p Dia bahkan memberikan beberapa info dan masukan yang penting tanpa diminta. Sungguh saya salut dengan etos kerja pemuda itu. Akhirnya kami pun mendapatkan deal yang kami rasa cukup bagus dari dia, sewa mobil plus sopir, diantar jemput ke hotel, menuju Cu Chi tunnel besok pagi nya dan menuju Vung Tau di hari berikutnya.

travel agent

Setelah urusan travel agent beres, kami melanjutkan menelusuri  Pham Ngu Lao yang tersohor itu. Daerah ini terkenal sebagai daerah tujuan utama backpacker di HCMC, di sepanjang jalan tersebar hostel dan penginapan murah, warung-warung makan, travel agent, serta tempat penukaran uang, memang tersedia berbagai kemudahan untuk turis. Namun jalan ini bukan hanya tersohor karena itu, jalan ini juga terkenal sebagai salah satu daerah yang nightlife nya paling hidup. Di sisi lain jalan ini, banyak sekali bisa dijumpai bar dan klub tempat dugem. Dari mulai tempat yang bener sampe yang ga bener ada di sini. Terlihat bule-bule betah banget nongkrong, minum Bir, ngerokok, ngobrol2 ketawa ketiwi kaya ga punya dosa. Jujur kalo saya pergi dengan rombongan cowo semua, pasti tergoda untuk menginap di daerah ini dan tiap hari nongkrong bareng bule tadi.  Alesan nya simple, pakaian cewe-cewe di sini terlihat lebih minimalis daripada yang tadi kami liat di pasar (YA MENURUT LOH ?)

Kami berhasil menyusuri Pham Ngu Lao dari ujung ke ujung dengan selamat. Syukurlah saya dan Wit berhasil menguatkan iman dan menolak godaan =p Di sana kami juga sempat mencoba beberapa jajanan pinggir jalan, murah dan enak juga, sayang saya lupa namanya. Setelah lelah berjalan kaki, kami menemukan satu warung pho yang ramai pengunjung. Karena penasaran, kami pun mencoba, dengan gatau malu nya 8 orang pesen cuma 2 mangkok =p Ternyata uenak buanged, kalo kata pak Bondan pasti maknyus, menurut saya pho terenak saya selama beberapa hari di HCMC. Rasa lelah berjalan kaki sepanjang malam rasa nya terbayar dengan kenikmatan pho itu. Sayang kami ga sempet kembali untuk makan di sana lagi pada hari-hari berikutnya. Inilah salah satu untung nya jadi traveler yang gemar berpetualang, kadang kita bisa menemukan hal-hal luar biasa yang tidak terduga, yang bisa memperkaya pengalaman kita, yang terjadi tanpa bisa direncanakan sebelumnya =)

Bersambung…

-on-

Categories: ACAP 3 | Leave a comment

Mewujudkan Mimpi di Bukit Jalil

Salah satu passion saya dalam hidup selain traveling adalah di sepakbola. Sejak Piala Dunia 1998, waktu itu saya masih SMP, saya jatuh cinta sama sepakbola. Klub favorit saya adalah Arsenal (Go Gunners!). Hampir setiap minggu saya tidak pernah absen mengikuti pertandingan-pertandingan di televisi. Sebagian besar waktu senggang saya pun dihabiskan untuk membaca majalah sepakbola atau bermain game sepakbola =p Salah satu impian terbesar saya dalam hidup, one thing I have to do before I die, adalah untuk menonton pertandingan Arsenal langsung di markasnya di Emirates Stadium di Ashburton Grove, London. Suatu saat nanti, pasti !

Di suatu siang, di bulan Mei tahun 2011, saya sedang iseng-iseng liat timeline twiter saya @oon_oon (sekalian promosi, monggo difollow =p). Dari akun twitter @ID_Arsenal saya memperoleh kabar bahwa Arsenal telah resmi mengkonfirmasi bahwa mereka akan melaksanakan tour ke Asia pada bulan Juli, dan salah satu negara yang dikunjungi adalah Malaysia ! Ow Em ji ! Saat itu saya berteriak kegirangan, rasanya kaya orang abis menang lotere, super excited, senyum-senyum sendiri, mungkin kaya para ABG labil yg mau nonton boyband favorit mereka =p Saya bener-bener ga nyangka mereka akan datang “menghampiri” saya, walaupun bukan langsung ke Indonesia tapi ke negara tetangga, tetep aja, jaraknya cuma sekitar 1 jam penerbangan ! Buru-buru saya cek lagi di situs resmi Arsenal.com dan di situs Ticketpro.com selaku penjual tiket resmi. And yes guys, it is confirmed ! Woohoo !

arsenal asia tour 2

Hal yang pertama saya lakukan setelahnya adalah cari temen buat pergi. Saya pengen ajak pacar saya, tapi setelah diinget-inget lagi saya kan ga punya pacar (curcol) =( Berhubung tujuan nya nonton bola waktu itu saya pikir saya hanya bisa mengajak temen-temen tertentu yang juga suka bola khusus nya Arsenal. Mengajak penggemar klub lain buat nonton Arsenal pasti susah juga. Tapi pertama-tama saya menghubungi Wiwit, my partner in crime, sahabat saya yang paling sering traveling bareng. Saya tahu dia ga begitu suka bola tapi berhubung dia sama-sama murahan seperti saya, ga begitu susah ngajak pergi nya, cukup dengan iming-iming nanti pasti dapet poto-poto bagus =p Dia si oke-oke aja tapi request cari temen lg supaya perginya ga cuma berdua aja karena mempertimbangkan untuk urunan penginapan, transport, dsb minimal ajak 1 orang lagi. Setelah agak kesulitan ajak sana sini, karena waktu itu harga tiket pertandingan belum keluar dan beberapa temen takut tiketnya mahal, akhirnya saya coba ajak Aconk, walalupun saya tahu dia bukan penggemar Arsenal. Eh, ternyata dia mau, dia juga lagi pengen liburan, tapi dia request sekalian ke Singapura, biar lebih puas, no problemo buat saya dan wiwit. Deal ! Bukit Jalil, kami datang !

Sebelum beli tiket pesawat dan booking hotel, saya pastiin dulu kami dapet tiket pertandingan. Saya sempet hope hope worry waktu tau ternyata tiket yang dijual online cuma sedikit karena sebagian besar dijual langsung di outlet-outlet Nike di seantero Malaysia. Ternyata, The Universe was being nice to me =p Harga tiket pertandingan tidak semahal yang dibayangkan, untuk yang kelas menengah harganya 108 ringgit atau sekitar 300 ribu rupiah saja. Untuk mendapatkan nya pun ternyata tidak sesulit yang dibayangkan, saya sangat berterima kasih kepada Ticketpro.com yang memberikan berbagai kemudahan dalam pemesanan dan pembayaran. Bahkan dengan tambahan  sedikit biaya, tiket fisik nya bisa dikirim ke Indonesia sehingga nantinya kami tidak perlu repot-repot mengantri untuk penukaran tiket fisik. Salut ! Iri rasanya di Indonesia belum ada sistem sepraktis ini. Kadang kala kita masih saja mendengar penjualan tiket pertandingan timnas atau konser berujung antrian panjang atau rusuh =(

IMG00062-20110606-1330

Setelah tiket pertandingan di tangan, saya mulai banding-bandingin harga tiket pesawat, didapatlah jadwal pulang pergi dengan tiket termurah. Jkt-Sgp, stay 3 hari 2 malem, naek bus malem ke KL, hari ke 4 nonton bola, hari ke 6 malem pulang KL-Jkt. Total harga tiket pulang pergi ga sampai 1 juta rupiah, thanks to AirAsia =p

Oke, tiket pertandingan beres, tiket pesawat beres, jadwal beres, berarti saatnya “pamer” =p Waktu itu saya pasang profile picture di BB poster promo Arsenal Asia Tour Malaysia 2011. Saya juga sempat ngetwit dan pasang status di fesbuk tentang rencana saya untuk ke Singapura dan Malaysia pada bulan Juli demi untuk menonton Arsenal. Ya seluruh dunia harus tau ! (maaf saya memang kampungan) =p Ternyata ada beberapa temen yang tertarik ikut juga. Apalagi setelah tau kalo tiket pesawat dan tiket pertandingan ga begitu mahal. Ga disangka-sangka sebelumnya, dengan sedikit bujuk rayu, akhirnya temen-temen sepermainan kami yang berkelamin wanita, Picuy, Devi dan Ances, ikut bergabung juga. Bahkan mereka juga sampai mau ikutan acara nonton bola nya =p ACAP trip is on !

13 Juli 2011, hari yang bersejarah buat saya. Saya mendapat kesempatan untuk secara langsung menyaksikan Arsenal, klub yang paling saya idolai. Walaupun hanya di Bukit Jalil Malaysia dan bukan di markas besarnya di London, saya tetap merasa impian yang saya pendam sejak dulu akan terwujud. I’m as happy as I can be =p

Sore itu, sekitar jam 17.00, kami ber enam sudah siap “tempur” menuju Bukit Jalil dari hotel kami di kawasan Bukit Bintang. Tentunya dengan kostum kebanggan saya, seragam merah putih Arsenal. Saya memang berhasil membujuk 5 orang lain nya untuk membeli seragam Arsenal supaya kelihatan kompak dan bagus kalo difoto =p Memang mereka hanya memakai baju bola buatan lokal alias aspal, sedangkan saya, demi gengsi seorang fans setia, membeli yang original dengan harga berkali lipat dari yang aspal T_T Biarlah, saat memakai seragam itu saya merasa sebagai orang tertampan di dunia =p

Perjalanan menuju stadion ternyata membutuhkan perjuangan. Dari yang kami tau, kami bisa mencapai stadion dengan naik transportasi umum LRT (Light Rail Transit), LRT ini nantinya langsung sampai di depan stadion. Sedangkan stasiun LRT terdekat dari hotel kami bisa dicapai dengan berjalan kaki 20 menitan, agak jauh memang. Sepanjang perjalanan kami asik berfoto-foto, sempet sampai diliatin pejalan kaki laen, cuek aja, gada yang kenal ini =p Setelah kami berjalan menuju arah yang sebelumnya sudah kami tanyakan ke petugas hotel, kami menemukan sebuah gedung yang kami kira sebagai stasiun tersebut. Setelah susah payah menyebrang, masuk gedung, naik tangga ke atas, celingak celinguk, jalan dari ujung ke ujung, ternyata yang kami datangi tersebut adalah terminal bus Puduraya, bukan stasiun LRT T_T Stasiun LRT nya berada tidak jauh dibalik bangunan ini.

Sesampainya di stasiun LRT, kami mulai melihat buanyak sekali orang-orang yang sama seperti kami memakai seragam Arsenal, tentunya mereka juga sama-sama ingin menuju stadion. Saya sering naik MRT di shanghai pada saat penuh karena jam sibuk, pernah juga beberapa kali di Singapura, tapi saat itu di LRT KL merupakan salah satu pengalaman yang terburuk. Sebelumnya kami memang sudah tau kalo LRT di KL tidak sebagus yang di Singapura atau Shanghai, tapi menurut kami sudah cukup nyaman. Akan tetapi lain lagi ceritanya kalo ada ribuan orang yang berusaha naik ke tujuan yang sama dan pada waktu yang sama. Jangan harap dapet tempat duduk, berdiri pun desek-desekan nya luar biasa, belum lagi udara panas, pengap dan aroma asem keringet yang bercampur. Siap-siap deh, selama skitar 20-30 menit ke depan harus sengsara. Saya si enjoy aja, cengar-cengir, karena lagi happy, tapi jadi sedikit ga enak sama temen-temen lain yg “terjebak” =p

Kira-kira jam 18.00 kita sudah tiba di Bukit Jalil. Memang pertandingan baru akan mulai sekitar jam 21.00, tapi kami ingin tiba lebih awal demi mendapatkan posisi kursi yang enak. Sesampainya di gerbang stadion, kami langsung disambut oleh euforia para pendukung Arsenal yang sudah terlebih dahulu berada di sekitaran stadion. Belum nonton dan baru nyampe aja saya sudah merasakan kegembiraan yang luar biasa. Bergetar rasanya mellihat kemegahan stadion Bukit Jalil, yang merupakan National Stadium nya Malaysia, dibanjiri begitu banyak orang yang memakai seragam Arsenal. Beberapa dari mereka bahkan berdandan extreme lengkap dengan cat-cat di wajah =p Tentunya semua dengan muka-muka bahagia, sama seperti saya mereka pun tampaknya sudah tidak sabar melihat para pemain-pemain idola beraksi. Ternyata banyak juga para pendukung Arsenal yang datang dari Indonesia loh =p

Di sekitaran stadion suasana ramai semarak, banyak kios-kios tenda yang berjualan seragam kesebelasan Malaysia ataupun Arsenal, serta berbagai atribut asesoris seperti bendera, topi, dsb. Banyak juga kios-kios yang menjual makanan-makanan kecil dan minuman. Kita berenam pun membeli “bekal” karena nantinya kita tidak bisa makan malam. Setelah  mengisi perut, dimulailah sesi pemotretan di sekitaran stadion =p

Jam 19.00, kami memutuskan untuk mencoba masuk ke dalam stadion, setelah melalui antrian pengecekan tiket dan pemeriksaan keamanan, kami pun akhirnya berada di dalam stadion. Saat kami masuk sudah lumayan banyak kursi terisi. Wah ternyata banyak juga yang lebih “niat” dari saya ya. Kami berhasil mendapatkan kursi agak ditengah-tengah, menurut saya view nya cukup bagus meskipun agak ke belakang dan tidak berhasil sedekat yang kami inginkan. Selama menanti pertandingan dimulai kami tetep menjalani sesi pemotretan =p Disini saya mendapatkan salah satu poto favorit saya sepanjang masa, yaitu poto dengan latar belakang stadion yang dipenuhi pendukung arsenal yang dikasi efek agak blur, keren abis ! Thanks to Wiwit si tukang poto dan lensa barunya yang dibeli di Singapura beberapa hari yang lalu =p

Duduk dan menanti kurang lebih 1 jam di dalam stadion cukup membuat teman-teman saya kebosanan. Kondisi kami saat itu memang sedang kurang tidur dan kelelahan. Kami tiba di Kuala Lumpur saat subuh dan hanya “tidur” sebentar di lobby hotel karena belum diijinkan cek in, setelah itu kami berjalan-jalan seharian dari mall ke mall di daerah Bukit Bintang, dan sore nya kami langsung meluncur ke stadion. Perut pun agak lapar karena baru diganjel makanan kecil yang tadi beli di luar stadion. Perasaan saya sendiri bercampur saat itu, saya uda ga sabar pengen cepet-cepet nonton tapi ga pengen moment ini cepet-cepet berkahir. Para wanita mulai agak mengeluh. Selain merasa ga enak ati sama temen-temen saya, entah kenapa saya juga merasa agak gugup, tegang, excited dan menanti penuh harap, ya Tuhan, saya masih sulit percaya beberapa menit lagi impian saya akan benar-benar terwujud =p

Jam 20.00 lebih, tiba-tiba suara seiisi stadion meledak, saya langsung celingak-celinguk bersemangat mencari tau apa yang terjadi. Ternyata para pemain Timnas Malaysia mulai memasuki lapangan untuk pemanasan. Para penonton tak henti-hentinya meneriakan Yel-Yel dukungan untuk mereka. Lucu nya si Wiwit sempet ikut-ikutanan teriak tapi dengan ucapan yang asal dan timing yang salah, langsung saja beberapa orang di sekitar kami pun menatap aneh keheranan, LOL. Beberapa saat kemudian, ada sorak sorai lagi, saya celingak-celinguk bersemangat lagi, ternyata yang memasuki lapangan kali ini sang pelatih Malaysia. Pelatih terseut mengelilingi stadion dan melambaikan tangan ke arah penonton. Yah, kecewa lagi d, ini kapan pemain Arsenal nongol nya ? tanya saya dalam hati. Saya melirik ke samping, para wanita mulai menguap mengantuk dan menyenderkan badan dengan lesu, hadeuh =(

Tidak lama setelah itu, terjadi lagi ledakan suara penonton, kali ini sorak sorai nya jauh lebih keras, jantung saya pun langsung berdegup kencang ! Saya tau inilah saatnya ! Satu-satu pemain Arsenal idola saya mulai memasuki lapangan untuk pemanasan. Lalu diikuti sang pelatih, Arsene Wenger. Sungguh ada perasaan haru yang meliputi saya waktu itu. Saya uda ga kebayang gimana ekspresi muka saya, antara takjub ga percaya, seneng luar biasa dan jaim sok cool, nahan-nahan supaya air mata ga netes. Saya bersama ribuan fans Arsenal lain nya ga bisa berhenti bertepuk tangan dan berteriak mendukung, sungguh saya sendiri pun ga tau apa saja yang saya teriakan, agak ga sadar terbawa suasana, histeris ga jelas.

Di luar dugaan, ketika saya melirik ke samping, para wanita kembali bersemangat. Si Devi sibuk mencari-cari dimana Aaron Ramsey,  saya tau dia adalah pemain muda berbakat Arsenal, yang Devi tau dia adalah “berondong” ganteng yang memang sejak awal udah “diincar” karena naksir, LOL. Lain lagi si Picuy, dia “mengaggumi” Tomas Rosicky yang katanya, kata Picuy ni, mirip sang kekasih hati nun jauh di Cilacap sana, LOL. Ances yang asik berfoto, tiba-tiba mendapat satu foto konyol yang secara tidak sengaja menangkap ekspresi aneh seorang cowo bertampang mesum yang duduk di barisan belakang nya lagi curi-curi pandang, LOL. Ada saja kekonyolan-kekonyolan tiap kali bersama mereka.

Karena pertandingan hanya berupa uji coba, ajang promo dan bukan dalam suasana kompetisi, tempo pertandingan berjalan lambat. Para pemain Arsenal ternyata bertanding tidak dengan seragam merah putih, saya saltum deh. Menggunakan kostum jersey away yang baru berwarna biru, ga kalah keren, mereka terlihat bermain serius tapi santai sedangkan para pemain Timnas Malaysia terlihat bermain dengan sangat bersemangat, sehingga pada akhirnya pertandingan terlihat agak berimbang. Hasil akhir berkata lain, Arsenal mampu dengan mudah menang 4-0 melalui gol dari Aaron Ramsey (menit ke 6, melalui penalty),  Theo Walcott (menit ke 37), Carlos Vela (menit ke 59), dan Tomas Rosicky (menit ke 90). Sungguh luar biasa rasanya melihat para jagoan saya beraksi. Apalagi malam itu, saya menyaksikan debut pertandingan pertama seorang pemain muda Arsenal yang baru direkrut dari Jepang, Ryo Miyaichi, sangat menjanjikan ! Lengkap sudah kegembiraan saya kala itu.

Saya rasa saya ga perlu cerita banyak tentang apa yang terjadi setelah pertandingan selesai. Kepulangan kami kembali ke hotel diwarnai kondisi yang penuh sesak dan sedikit terdesak-desak karena memang sedang berada di tengah-tengah lautan manusia. Saya ga mau menutup cerita indah ini dengan gertutu tentang hal tersebut. Yang jelas, malam itu, impian saya terwujud, kegembiraan saya membuncah, itu adalah satu malam yang tidak akan pernah saya lupakan. Saya ga bisa berhenti bersyukur dan berterima kasih kepada temen-temen ACAP, atas pengalaman luar biasa malam itu, nothing is better than great moment shared with great friends, right ?

Emirates Stadium, tunggulah, kelak kami akan datang ! =)

-on-

Categories: ACAP 2 | 1 Comment

Bersenang-senang bersama ACAP

Hallo..

Saya salah satu anggota ACAP yang sangat mencintai traveling. Dunia traveling udah melekat erat di dalam diri saya, saya terlahir di keluarga yang “gila” traveling dan untungnya seudah gede ketemu dengan temen-temen yang punya hobi sama (bahkan mereka lebih “ekstrim” =P).

Banyak banget orang yang komen “gila lo banyak duit traveling melulu”, eitsss….. mereka SALAH banget!! Soalnya moto dari traveling kita yaitu ACAP! (udah dijelasin di artikel sebelumnya apa itu ACAP). Ga perlu banyak duit keluar (selalu pilih yg promo hehehe =P) yang penting enjoy dan fun.

Bagi saya yang paling berkesan dari ACAP yaitu teman-teman dari grup ACAP. Kita semua solid dan bertanggung jawab satu sama lain, diajak gila ayo, diajak susah jg ayo, diajak jalan kaki dari merlion ke clark quay pun ayo (jd inget seorang temen yg mungkin bikin dia trauma tapi seru hahaha =P), dll. Jadi kesimpulannya traveling itu fun atau ga nya sangat berpengaruh dari teman-teman segrup. Meskipun cuma  traveling ke lembang yang deket sekalipun kalau dengan temen-temen yang “klop” pasti bakalan fun.

Banyak sekali pengalaman “gila” yang diperoleh selama ikut ACAP!. Seperti waktu ACAP2 jam12malam perjalanan dari Singapore ke Kuala Lumpur by bus, nyampe di KL +/- jam 3.30subuh langsung menuju hotel by taxi, karna terlalu pagi kita belom bisa checkin, jadi kita semua memutuskan untuk cari makan ke salah satu resto waralaba di dekat sana. Sekitar jam4.30subuh kita jalan kaki menelusuri salah satu jalan yang cukup terkenal di KL. Kehidupan malam disana sedikit “brutal”, mulai dari temen-temen kita yang ditawarin “cewek” ama g*rm* nyampe ketika kita lagi makan ada yang berantem antara pembeli makanan. Pokoknya “sesuatu” banget deh hehehe =D. Selain itu pengalaman yang cukup menarik waktu ACAP4 ke bromo, dari malang ke bromo jalan jam1subuh kita sewa mobil udah plus supir (dengan asumsi biar cepat sampai dan ga nyasar mengingat ga ada diantara kita yang tau medan), kita pun sedia GPS. Ternyata supir yang kita harapkan tau medan diapun ternyata ga tau jalan ke bromo dan GPS yang kita bawa pun ternyata “error” .. Jadi kita kesasar di heningnya malam.. Yang harusnya jam3subuh udah nyampe untuk liat sunrise ehh taunya jam4lebih baru nyampe. Jadi lebih baik kalau rental mobil tanya terlebih dahulu kepastian si supir tau jalan apa ga untuk ketujuan yg kita mau.

Terakhir, doakan ACAP5 segera terlaksana ya teman!!! Hehehe =D

-tanpanama-

 

Categories: travelling | Leave a comment

mengintip kecanggihan arsitektur lawang sewu

Saat berkunjung ke Semarang tempat yang tidak boleh dilewatkan untuk dikunjungi adalah sebuah gedung tua yang terletak di Simpang Lima Tugu Muda yaitu Lawang Sewu (pintu seribu) karena bangunan peninggalan jaman Belanda ini memang memiliki pintu yang banyak sekali. Di pintu masuk lawang sewu kita diperbolehkan utk memilih pemandu atau berjalan sendiri didalam gedung tersebut. Akhirnya kita memilih menggunakan pemandu dgn motivasi utk mengenal lebih jauh ttg gedung lawang sewu ini. Setelah mendapatkan pemandu kami segera masuk ke pintu gerbang Lawang Sewu, pada pintu masuk kita diharuskan untuk membayar tiket sebesar 10 ribu.

Pertama kali menginjakan kaki ke lobby gedung, udara dingin segera menyapa kulit. Saya sempat bergidik, karena gedung sepi dan tua begini pasti banyak hantunya. Akan tetapi hal tersebut segera teralihkan melihat arsitekturnya yg sangat indah. guide mulai menjelaskan tentang sejarah Lawang Sewu ini. Usia gedung ini sudah lebih dari 1 abad, yang selesai dibangun pada tahun 1907, Lawang Sewu sendiri dibangun oleh pemerintah Belanda yang kala itu masih menduduki Indonesia. Luasnya sekitar 2,5 ha.

Pada awalnya penggunaannya, gedung megah itu digunakan sebagai gedung pusat perkereta apian Belanda di Indonesia. Saat Jepang menjajah Indonesia, ruang bawah tanah Lawang Sewu digunakan sebagai tempat penahanan dan penyiksaan tawanan.

Dari lantai satu kami naik menuju lantai berikutnya sambil mendengarkan penjelasan dari pemandu kami sambil memandang kagum arsitektur eropa kuno yang cukup canggih pada masa nya :

  • Arsitek dr lawang sewu menyesuaikan diri dengan kondisi negara kita yang selalu dihujani sinar matahari sehingga lawang sewu memiliki lorong bawah tanah yang digenangi dgn air agar lantai diatasnya selalu dingin dan dilengkapi dgn lorong2 sebagai ventilasi ke tiap2 ruangan diatasnya. Sangat eco friendly bukannn
  • Sistem pipa yang sangat baik, sehingga bisa menjangkau ke tiap ruangan. Penampungan air di gedung ini diletakan di kedua kubah menara di lawang sewu yg merupakan titik tertinggi.
  • Atap dan desain langit2 yg canggih sehingga mensirkulasi udara panas keluar melalui ventilasi
  • Kaca patri bergambar dua putri yang didesain agar menerangi ruangan ballroom dengan aneka cahaya ketika terkena cahaya matahari pada sore hari.

sebenarnya dilantai dasar gedung ini tidak terasa  aura mistis yg selama ini digembor2kan oleh orang2. yang terasa hanyalah keindahan arsitektur art deco yang sebagain bahan bakunya didatangkan langsung dari eropa. Mata akan dipuaskan oleh kekokohan bangunan ini, yg ditopang oleh kayu-kayu jati rakasasa yg berusia ratusan tahun.

Setelah puas berkeliling di gedung lawang sewu, sang guide pun menawari kami utk menjajal lorong bawah tanah yang disebut guide sebagai pengalaman tdk terlupakan oleh para pengunjung. Untuk menuju tempat ini, kami harus keluar dari gedung, berjalan ke sebuah sisi, lalu kita digiring kesebuah ruangan utk memilih sepatu boot. Untuk masuk ke ruang bawah tanah kita harus menggunakan sepatu boot karena kondisi ruang bawah tanah itu terdapat genangan air sedalam kira-kira setinggi betis org dewasa Ruangannya cukup pengap karena ventilasinya sangat kecil. Jika kita melihat ke arah luar dari ventilasi tersebut, mata kita sejajar dengan dataran tanah yang ada di luar.

Pada jaman jepang ruang bawah tanah ini digunakan sebagai penjara. Bak2 penampung air yg sebenarnya digunakan sebagai pendingin ruangan diatasnya, dipergunakan sebagai penjara pada masa penjajahan jepang. Terdapat dua macam penjara yang ada di ruang bawah tanah, yaitu penjara duduk dan penjara berdiri. Untuk penjara duduk tingginya mungkin hanya satu meter lalu ada penutup di atasnya. orang yang dipenjara disana akan berjongkok selama dipenjara dan berjubel dengan banyak orang dan terendam air separuh badan tanpa bisa bergerak. Sementara itu untuk penjara bediri lebarnya sangat sempit dan hanya cukup diisi oleh satu orang saja.  Para tahanan yg meninggal ataupun di eksekusi  selalu dibuang ke sungai belakang gedung melalui pintu kecil yg terletak di ujung lorong bawah tanah tsbt. Karena itulah ruang bawah tanah ini dianggap sebagai tempat yang paling mengerikan di Lawang Sewu.

Pada awal tahun 2012 gedung utama lawang sewu Selain selesai di renovasi menjadi amat indah, gedung pembantu di belakangnya  juga telah berubah wujud menjadi bangunan museum kecil sejarah NIS. Apabila keseluruhan area selesai di renovasi,saya percaya komplek bangunan Lawang Sewu akan menjadi salah satu obyek wisata yg menarik bagi para wisatawan dan juga sebagai  bangunan kuno saksi sejarah Indonesia yg tidak hanya “dijual ” hanya melalui cerita2 horror saja, tetapi dipandang dari sudut historis dan kemegahan arsitekturnya.

-Wit-

Categories: travelling | Leave a comment

Traveling seorang Oon

Halo. Saya salah satu ACAP traveler, kalian bisa panggil saya Oon. Sungguh saya ingin sekali mengaku sebagai seorang traveler profesional atau travel writer, sayang sekali saya merasa cita-cita saya tersebut belum kesampaian. Anggap saja saya cuman salah satu “pengangguran” yang gemar mengisi waktu dengan traveling dan membaca tulisan-tulisan tentang traveling (yang tentunya selalu ujung-ujung nya bikin saya mupeng) =p Dalam tulisan kali ini saya pengen coba critain sedikit tentang pengalaman saya traveling =p

Saya pertama kali ke luar pulau, yaitu Bali, tahun 1994, pertama kali ke luar negeri, yaitu Singapura, tahun 1996, waktu itu saya masih sd, pergi pun bersama keluarga, belum bgitu mengerti dan ga banyak pengalaman yg bisa diceritain. Selain itu pengalaman-pengalaman saya terbatas hanya pergi ke kota-kota yang tidak begitu jauh seperti Semarang, Jogja, Solo, Magelang, dsb, jalan-jalan ini sekedar mengisi liburan atau tanggal merah bersama keluarga. Pernah juga bersama sekolahan study tour, ketika SMP ke Bogor, Dufan, Bandung, ketika SMA ke Bali. Waktu itu, bisa dibilang saya belum “naksir” sama yang namanya kegiatan traveling.

Tahun 2007, saya dapet kesempatan “numpang” jalan-jalan ke Singapura. Waktu itu kakak saya yang berprofesi sebagai tukang poto profeisonal ada kerjaan memotret prewedding di sana, kebetulan yang dipotret adalah salah satu teman baik saya. Saya pun diajak, saat itu critanya bertugas sebagai “kru” yang bertugas angkat2 tas dan peralatan foto lain nya =p Saat itu saya lg menganggur, sudah lulus kuliah tapi belum punya kerjaan, jadi saya ga menolak karena tiket pesawat dan akomodasi dibayarin =p kemudian, setelah kerjaan selesai, saya memutuskan untuk extend. Saya iseng aja pengen muter-muter Singapura, sendirian ! Disitu pertama kali nya dalam hidup saya merasakan sensasi nikmatnya traveling =p Ketika bangun di pagi hari, saya merasa semangat dan excited sekali. Pokoknya yang ada dalam otak saya cuma saya ingin “melihat”, “merasakan” dan “mencoba” sebanyak mungkin mengenai hal-hal asing yang ga saya temui di Indonesia, yang cuma ada di Singapura. Perjalanan singkat itu meninggalkan kesan yang mendalam bagi saya, walaupun ada satu sore yang saya habiskan cuma untuk bengong dan menyaksikan live music, dan hampir separuh waktu saya nyasar =p Saat itu pun saya merasakan kebebasan yang belum pernah saya rasakan sebelumnya, saya mau kemana, saya mau ngapain, saya mau beli apa, saya mau makan apa, terserah saya, tapi satu sisi saya juga gatau, apa yang akan terjadi, terjadilah =p Kombinasi antara semangat, excited, rasa ingin tau, penasaran, kebebasan karena adanya kesempatan dan waktu itu perasaan luar biasa yang saya rasakan.

Tahun 2008, saya mendapat kesempatan untuk sekolah bahasa mandarin di Shanghai. Meskipun judulnya sekolah, nyatanya lebih ke main-main dan liburan panjang =p Setiap kali ada waktu dan setiap weekend, saya dan temen-temen pasti manfaatin buat menjelajahi setiap sudut kota Shanghai. Yang ada di otak saya saat itu sederhana aja, saya “gamau rugi mumpung lagi di sini” =p Dan percayalah, buanyak buanget tempat-tempat di Shanghai yang menarik untuk dikunjungi. Satu tahun itu pun bener-bener rasanya ga cukup ! Selain menjelajahi kota Shanghai, ketika ada hari libur, saya dan temen-temen juga menjelajahi kota-kota lain di negeri Cina, dari mulai yang deket-deket seperti Hangzhou, Huangshan, Ningbo, Yiwu dan Hengdian, sampai ke yang jauh-jauh seperti Xian, bagian utara seperti Beijing dan Harbin, serta bagian selatan seperti Guangzhou, Shenzen dan Hongkong =p Nah, dari sini saya mulai belajar segala sesuatu tentang traveling. Tentunya banyak dibantu juga sama temen-temen. Mulai dari yang paling sederhana misalnya browsing-browsing inet mengenai objek-objek wisata dan travel guide (kalo untuk di cina, situs favorit saya travelchinaguide.com), book tiket pesawat dan kamar hotel secara online (kalo untuk di cina, situs favorit saya elong.com), sampe ke hal-hal yang agak rumit seperti mengorganisir kelompok traveling, bagaimana memanfaatkan waktu, membuat rute, membaca peta daerah, menentukan transportasi umum, berinteraksi dengan warga lokal, dsb. Perlahan-lahan saya semakin jatuh cinta dengan traveling =p

Di rentang tahun 2009-2010 sepulangnya saya dari Cina, saya kembali ditunjuk sebagai “kru” oleh kakak saya dan beberapa kali mengunjungi Singapura lagi. Tentunya dengan “skill” yang udah meningkat, uda ga pake nyasar, plus satu tambahan skill yang sangat berguna yaitu bisa bahasa mandarin =p Saya ga pernah bosen sama Singapura.

Tahun 2011 adalah tahun saya benar-benar jatuh cinta setengah mati dan tergila-gila dengan traveling =p Saya pun mulai banyak berkenalan dengan situs-situs inet dan blog-blog mengenai traveling. Hampir setiap kali buka inet salah satu situs yang paling sering dicek adalah situs AirAsia untuk cari tahu promo =p Saya juga jadi semakin hobi membaca majalah-majalah (favorit saya NatGeo Traveler dan Tamasya) dan buku-buku traveling. Banyak sekali buku-buku yang menginspirasi saya, beberapa diantaranya yaitu Naked Traveler series karya Trinity, Life Traveler karya Windy Ariestanty, The Journey 1 & 2 kumpulan cerita beberapa penulis, Travellous karya Andrei Budiman, Nadrenaline karya Nadine, Te-We karya Gol A Gong, The Green Traveler karya Wiwik Mahdayani, dsb. Buku Nasional.is.me dan Lagu Melayu nya Pandji juga menurut saya begitu “menggoda” untuk menimbulkan minat mengelilingi negeri kita tercinta indonesia =p

Oiya, ada satu hal lagi yang berperan ikut serta menumbuhkan nafsu birahi saya untuk traveling. Pada akhir tahun 2011, teman-teman saya dari Cititrans melakukan traveling dari Singapura menuju Shanghai via perjalanan darat selama kurang lebih 1 bulan ! Gilak ! Saya pengen sekali punya pengalaman seperti itu, “kecemburuan” semacam itu semakin memacu semangat saya traveling =p

Febuari tahun 2011, saya diajak ke Pontianak,naik bus melintasi perbatasan ke Kuching, Malaysia, lalu kembali lagi dan merayakan festival CapGoMeh di Singkawang. Luar biasa, saya ga pernah menyaksikan “kemegahan” budaya seperti itu sebelumnya. Pengalaman ini pun agak unik karena selain bersama wiwit (salah seorang anggota ACAP juga) saya traveling bersama rombongan om-om dan tante-tante yang sebelumnya saya ga kenal sama sekali =p

Maret tahun 2011, saya mendapatkan kesempatan untuk traveling ke Phuket dan Phi Phi Island. Banyak sekali pengalaman manis pahit yang saya dapatkan di sana =p

Cerita-cerita tentang pengalaman traveling saya di atas mungkin ga akan saya jabarin terlalu banyak di blog ini, karena cerita-cerita tersebut di luar ACAP trip. Mungkin nanti suatu saat saya akan membuat tulisan tersendiri tentang pengalaman tersebut =p

Di tulisan sebelumnya, saya pernah cerita kalo ACAP trip yang pertama itu ke Sukabumi dan Bogor. Sekarang saya mau singgung sedikit tentang ACAP trip selanjutnya =p

Juli tahun 2011, saya dan teman-teman resmi melaksanakan ACAP trip yang kedua setelah beribu-ribu wacana yang gagal diwujudkan =p Lucunya, justru saat itu perencanaan sangat mendadak dan sedikit “memaksa” =p Nanti akan diceritakan lebih banyak di tulisan-tulisan selanjutnya. Pada trip ini kami traveling keliling Singapura dan Kuala Lumpur, Malaysia =p Menurut saya, ini salah satu moment yang semakin memantapkan identitas ACAP kami. Kasarnya, ACAP memang lahir tahun 2007 tapi baru menjadi eksis tahun 2011 ini =p

Desember tahun 2011, resmi digelar ACAP trip ketiga, anggota yang ikut lebih banyak, dari 6 orang menjadi 8 orang, walaupun ada beberapa perubahan personel =p Pada trip ini kami traveling ke HCMC. Seru ! Banyak aib dan hal-hal kocak yang terjadi =p

Terakhir, Maret 2012, kami menggelar ACAP trip keempat, anggota yang ikut adalah anggota yang sama seperti keetika ACAP trip kedua, kali ini kami ga ke luar negeri, kami traveling ke Bromo, Malang, dan Surabaya=p

Wait ? ACAP trip tu baru 4 kali ? Weits jangan salah, masih ada beribu wacana yang sedang menunggu untuk diwujudkan =p Tenang aja ya, tunggu tanggal main nya, mari teman-teman !

Categories: travelling | 1 Comment

Filosofi ACAP

Banyak orang yang bertanya-tanya, gimana caranya bisa traveling tapi ga keluar biaya banyak ? Paling praktis si memang ikutan paket tour di travel agent, tapi kalo ikutan paket tour itu ujung-ujungnya pasti jatuh nya mahal. Kadang-kadang ada beberapa hal yang seharusnya bisa dihemat jd ga bisa gara-gara harus ngikutin ketentuan dr tavel agent.

Beberapa orang lebih suka traveling sendiri demi menghemat biaya. Belakangan ini, kalo kita perhatiin lagi banyak banget cerita-cerita tentang backpacker. Backpacking lagi ngetrend. Kalo kita ke toko buku, banyak banget judul-judul “sekian juta keliling negara A”, saya suka heran, mereka ini jalan-jalan beneran having fun ga ya ? Orang-orang kayanya berlomba-lomba jalan-jalan semurah mungkin, nah kalo ACAP ? Ah ga segitu nya juga kali =p

Meskipun berangkat dari nama As Cheap As Possible, pada kenyataan nya kami ga terikat dengan segala sesuatu yang “paling murah”. Prinsip yang kami anut adalah gimana caranya kita bisa having fun semaksimal mungkin dengan biaya yang seminimal mungkin =p Segala sesuatu yang bisa dihemat ya kita hemat, segala sesuatu yang promo kita manfaatin, segala sesuatu yang bisa ditawar dan dinego ya pasti kita akal-akalin. kita selalu berusaha merencanakan trip sedetil mungkin supaya trip bisa berjalan efektif, efisien, tanpa pemborosan =p

Sederhananya si, ACAP itu kira-kira di tengah-tengah antara traveling ala travel agent yang mahal dan traveling ala backpacker yang murah. Kurang lebih karakter ACAP tu seperti ini :

  1. Kami cari tiket penerbangan yang murah, yang lg promo, kadang bahkan tanpa beli embel-embel kaya bagasi, nomor kursi, dsb demi untuk berhemat. Berhubung sbagian besar anggota kami tidak terikat office hour, biasanya kami juga memilih traveling di weekdays agar lebih murah.
  2. Kami selalu mencari penginapan yang murah, tapi tetap nyaman dan lokasi nya strategis. Kami paling anti menginap di hotel mewah nan mahal, karena buat apa juga toh kami bakal berada di luar hotel seharian dan hanya berada di hotel untuk numpang tidur. Kami juga ga menginap di hostel ala backpacker karena kami biasanya pergi berkelompok. Jika dihitung-hitung tarif murah hostel per orang dengan tarif kamar hotel yang dibagi 3-4 orang itu ga beda jauh. Prioritas kami dalam mencari kamar hotel adalah yang kamarnya luas sehingga bisa diisi banyak orang dan tarif nya bisa dibagi-bagi =p
  3. Untuk urusan transportasi, demi menghemat biaya kami memang mengandalkan transportasi umum. Akan tetapi ga tertutup kemungkinan juga demi efisiensi waktu yang terbatas saat traveling, kami memilih untuk menyewa mobil. Karena kami traveling berkelompok, kadang biaya sewa mobil ini kalo dihitung hampir sama dengan transportasi umum, tapi tentunya kan lebih fleksibel dan lebih nyaman. Untuk lokasi-lokasi tertentu, demi menghemat lebih jauh kami juga lebih suka mengandalkan kaki sendiri =p kadang ga peduli jarak nya jauh atau dekat, kami senang berpetualang menelusuri jalan dengan berjalan kaki walaupun sering pake acara nyasar. Percaya deh, kadang jalan kaki itu bikin cape dan ngabisin waktu,tapi kita bisa dapet pengalaman-pengalaman seru juga dari situ.
  4. Untuk urusan kuliner, kami mencoba sedetil mungkin browsing sebelumnya supaya bisa mendapatkan info-info tentang makanan enak. Kami ga mau mengorbankan kesempatan yang kami punya untuk mencicipi aneka makanan enak hanya karena ingin berhemat atau ingin praktisnya saja. Breakfast gratis dari hotel pun kadang malah kami skip. Tapi jangan salah, makanan enak ini ga melulu berarti resto mahal loh. Justru kami menghindari tempat-tempat makan yang touristy yang biasanya mengandung jebakan batman karena harga nya mahal khusus untuk turis. Kami lebih senang dengan makanan-makanan kaki lima yang khas dan harganya lebih bersahabat. Demi kepuasan yang maksimal dengan biaya minimal, biasa nya kami juga ga ketinggalan coba café-café atau tempat hangout yang happening, walaupun biasanya cuma sebatas pesen minuman doank =p yang penting bisa rasain atmosfernya plus dapet foto-foto yang bisa dipamerin =p

Nah dijabarin dikit deh, berikut ini adalah beberapa tips untuk traveliing with ACAP style :

  1. Traveling in Group, tentunya dalam jumlah yang “pas”, ga terlalu banyak dan ga terlalu sedikit, jumlah ideal biasanya 4-8 orang, disini maksudnya supaya kita bisa bagi-bagi biaya penginapan, transportasi, dsb. Naik taksi tu biasanya max 4 orang, sewa mobil minivan biasanya max 8 orang. Pembagian kamar hotel pun 1 kamar bisa diisi max 4 orang. Demi kemudahan juga, biasanya kami menunjuk seorang bendahara agar masalah bayar-membayar, bagi-membagi dan urun-urunan menjadi lebih praktis.
  2. Research ! Jangan males cari info, seru atau ga nya suatu perjalanan tu bener-bener ditentuin lewat perencanaan nya. Memang ga perlu buat jadwal yang terlalu mengikat, fokus aja supaya ga terjadi pemborosan, baik pemborosan waktu ataupun biaya =p Melalui research ini, kita bisa juga seimbangin budget, kapan dan dimana harus berhemat ala gembel, kapan dan dimana bisa foya-foya =p
  3. Don’t forget your camera ! Coba untuk ambil foto sebanyak-banyaknya, kadang kala satu foto itu bisa “bercerita” lebih banyak dari kata-kata. Bikin moment-moment  kamu selama traveling itu bisa diingat sepanjang waktu. Sapatau sambil jalan-jalan kamu juga bisa ngelatih skill photography. Kalo kamu emang ga minat sama photography minimal ajaklah temen kamu yang suka =p
  4. Get Local Friends ! Salah satu tujuan utama dalam traveling tu buat nambah temen. Sejak pertama kali dateng ke tempat yang baru cobalah berinteraksi sebanyak mungkin dengan penduduk lokal, entah mulai dari sopir taksi, petugas hotel, tour guide, kenalan di tempat umum, dsb. Banyak banget manfaat yang bisa kita dapetin, bisa berupa info-info penting dan juga pertolongan-pertolongan kecil yang mungkin sepele tapi bisa menjadi sangat berarti. Kalo perlu bawa oleh-oleh khas Indonesia untuk nantinya diberikan ke mereka sebagai kenang-kenangan =p
  5. Forget your home for a while ! coba buat lupain sejenak rutinitas kamu, kebiasaan-kebiasaan kamu, refresh pikirian kamu selama traveling. Kalo kamu dikit-dikit kontek rumah, urusin kerjaan yang ditinggalin, dsb dijamin kepuasan traveling nya ga pol ! Bahkan demi kebaikan bersama, beberapa anggota dituntut untuk lupain pasangan nya, ini penting supaya anggota yang jomblo ga mupeng karena gada yang dikangenin, pokoknya selama traveling semua sama-sama jomblo ! =p

Kami disini si bukan nya sok-sok kepinteran berusaha ngajarin kalian tentang traveling, cuma sedikit berbagi aja, sapatau bermanfaat. Kita ga bisa dibilang expert juga koq, kalo ada temen-temen yang punya tips atau masukan bisa share juga ke kami, biar bisa sama-sama belajar jadi traveler yang lebih baik =p

Dari pengalaman kami selama ini si intinya kalo kita mau traveling kita ga perlu kaku ikutin gaya traveling orang lain, entah secara mahal mewah ala koper, atau hemat murah meriah ala ransel, entah traveling solo seorang diri atau dalam group orang asing yg dikumpulin travel agent. Yang penting just be yourself ! sesuaiin sendiri ama “kapasitas” kamu, jangan sampe kekurangan ataupun berlebihan. Cuma kamu sendiri yang bisa tau gimana gaya traveling yang paling pas buat kamu. Sebisa mungkin nikmatin aja apa yang kamu punya, seperti saat ini kami nikmatin apa yang kami punya ketika kami memilih menjadi The ACAP traveler =p

-on-

Categories: travelling | 1 Comment

Mengenal ACAP

Apa sih “ACAP” itu ? Mungkin pertanyaan tersebut terlintas saat pertama kali kamu baca tulisan ini. Nah di tulisan saya yang pertama di blog ini, saya mau coba cerita sedikit tentang makna dari istilah “ACAP” =p

ACAP adalah identitas kami. ACAP adalah satu nama yg kami pilih untuk mewakili kelompok traveling kami. Perjalanan kami disebut ACAP trip dan kamu boleh panggil kami The ACAP Traveler =p cerita-cerita yang akan kami bagi disini adalah cerita-cerita kami traveling with ACAP style, cita-cita kami semoga suatu hari nanti ACAP trip akan keliling dunia =p

Semuanya berawal dari trip kami yang pertama, tahun 2007 kalo ga salah, waktu itu kami yang masih berkuliah dan merencanakan satu trip, rafting di sukabumi dan kuliner di Bogor. Sederhana memang, namun bagi kami saat itu, rencana tersebut terasa begitu luarbiasa. Dengan jam terbang traveling yang masih minim, merencanakan trip beberapa hari untuk lebih dari 10 orang itu terasa sangat rumit. Sepanjang perencanaan tersebut, kami sering kali bercanda, bahwa dalam menentukan pilihan kami selalu mencari alternatif yang As Cheap As Possible ! Harap dimaklumi karena pada saat tersebut budget traveling kami sebagai mahasiswa sangat terbatas. Saking sering nya istilah tersebut diulang-ulang baik dalam perencanaan dan selama trip jadilah akhirnya istilah tersebut sangat menempel dan bertahan hingga sekarang.

Jadi istilah ACAP itu berasal dari sebuah singkatan asal-asalan, As Cheap As Possible, pelesetan dari ASAP (as soon as possible). Tapi makna dari istilah ini ga cuma sampai di situ. Kelompok kami merupakan kelompok yang hobi berwacana. Kami memang murahan, tiap kali abis baca artikel, browsing inet, nonton tv, denger cerita temen, dsb, ujung-ujung nya kami selalu kepengen. Banyak banget destinasi-destinasi baru yang selalu ingin kami jelajahi. Kalau dipikir-pikir lagi, ACAP itu juga merupakan kata dalam bahasa Indonesia, coba aja cek di kamus, ACAP itu berarti “sering”. Mudah-mudahan nama ACAP ini benar-benar bisa membawa berkah bagi kami agar kami bisa traveling sesering mungkin dan bisa mewujudkan semua wacana kami =p

-on-

Categories: travelling | Leave a comment

Blog at WordPress.com.